Jakarta (KABARIN) - Polri melalui Densus 88 Antiteror mengungkap bahwa terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta atau anak berkonflik dengan hukum ABH terinspirasi dari beberapa sosok yang dikenal melakukan kekerasan. Aksinya terjadi Jumat 7 November di area masjid sekolah itu.
Juru Bicara Densus 88 AKBP Mayndra Eka Wardhana menjelaskan ada sekitar enam tokoh yang dijadikan inspirasi oleh ABH. Eka menyebutkan mulai dari Eric Harris dan Dylan Klebold yang melakukan penembakan di Columbine High School, Colorado pada 1999. Keduanya memiliki paham Neo-Nazi yang menekankan supremasi ras Arya dan kebencian terhadap kelompok minoritas.
Selain itu, Dylan Ruff Charleston yang menyerang gereja di South Carolina pada 2015 dan Alexandre Bissonette yang melakukan serangan di Gereja Quebec Kanada pada 2017 juga menjadi referensi. Keduanya mengusung ideologi White Supremacy yang meyakini ras kulit putih lebih unggul dari ras lain.
Eka menambahkan Vladislav Roslyakov pelaku serangan di Politeknik Kerch Rusia 2018 dan Brenton Tarrant yang menyerang masjid di Christchurch Selandia Baru 2019 turut menginspirasi ABH.
Tarrant dikenal dengan paham fasis, rasis, dan ethno-nasionalis, sementara Roslyakov beraliran Neo-Nazi. Sementara Natalie Lynn Rupnow yang melakukan penembakan di sekolah Wisconsin AS pada 2024 juga masuk daftar inspirasi dengan aliran Neo-Nazi.
Menurut Eka, ABH mengikuti komunitas media sosial yang mengagungkan kekerasan. Di platform itu, setiap tindakan ekstrem yang diunggah sering dipuji dan dianggap heroik oleh anggota komunitas. ABH mempelajari dan meniru pola tersebut, tetapi tidak mengikuti satu ideologi tertentu secara konsisten.
"Dalam media sosial, beberapa pelaku melakukan kekerasan lalu diunggah, komunitas itu mengapresiasi sebagai sesuatu yang heroik. Ini menunjukkan ABH hanya sekadar terinspirasi dan mengikuti pola yang mereka lihat," ujar Eka.
Kasus ini menjadi pengingat penting tentang pengaruh kekerasan di dunia maya dan kewaspadaan kita ke depan.