Studi ungkap mineral dalam makanan bisa pengaruhi kesehatan mental

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Penelitian terbaru menunjukkan beberapa mineral dalam makanan bisa berdampak pada kesehatan mental, termasuk menurunkan atau justru meningkatkan risiko depresi.

Studi yang diterbitkan di Journal of Affective Disorders ini dilakukan tim dari Xi’an Jiaotong University, China, dengan menganalisis data hampir 200.000 orang dari UK Biobank yang sebelumnya tidak memiliki gangguan mental, dilansir Daily Mail.

Para peneliti meneliti hubungan konsumsi 12 mineral dengan enam jenis gangguan mental. Mereka menggunakan kuisioner pola makan 24 jam untuk memperkirakan asupan mineral harian dan memantau catatan kesehatan peserta selama 13 tahun.

Hasilnya menunjukkan asupan zat besi, magnesium, dan selenium yang tinggi terkait dengan risiko depresi lebih rendah masing-masing 12 persen, 9,5 persen, dan 12 persen. Sementara konsumsi kalsium yang tinggi justru dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi 10,4 persen dan kecemasan 15,4 persen.

Mineral lain juga memberi dampak menarik. Asupan mangan dapat menurunkan risiko bunuh diri hingga 33 persen, sedangkan zinc tinggi dikaitkan dengan penurunan risiko PTSD sampai 57 persen.

Efek positif mineral seperti zat besi, kalium, magnesium, zinc, dan selenium terhadap depresi tercatat lebih kuat pada perempuan dibanding laki-laki. Selain itu, hubungan antara kalium, magnesium, dan tembaga dengan penurunan risiko depresi lebih signifikan pada peserta berusia di bawah 55 tahun.

"Asupan zat besi, selenium, dan mangan yang tinggi dapat mengurangi risiko gangguan mental umum, sementara asupan kalsium yang tinggi dapat meningkatkan risiko depresi dan kecemasan, (hal itu) menggarisbawahi perlunya keseimbangan," ungkap para peneliti.

Mereka menambahkan memastikan asupan mineral seperti magnesium, kalium, zinc, tembaga, dan mangan sesuai kebutuhan harian bisa menjadi cara realistis untuk menjaga mood dan kesehatan mental. Meski begitu, kondisi kesehatan kronis yang sudah ada bisa memengaruhi hasil, sehingga penelitian lebih lanjut tetap diperlukan.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka