Bencana hidrometeorologi Sumut tewaskan 47 orang, ribuan mengungsi

waktu baca 2 menit

...Hingga hari ini total ditemukan ada 123 korban, di antaranya 47 korban meninggal dunia

Medan (KABARIN) - Bencana hidrometeorologi kembali mengguncang Sumatera Utara. Dalam beberapa hari terakhir, 47 orang dilaporkan meninggal dunia akibat banjir bandang dan tanah longsor yang melanda 13 kabupaten/kota di wilayah tersebut.

Kepala BPBD Sumut, Tuahta Ramajaya Saragih, mengatakan total ada 123 korban yang terdata hingga Kamis. Dari jumlah itu, 9 orang masih dinyatakan hilang, sementara 67 lainnya mengalami luka berat maupun ringan.

Tapanuli Selatan menjadi wilayah dengan korban terbanyak, yaitu 73 orang—dengan rinciannya 15 meninggal dan 58 luka-luka. Selain itu:

  • Humbang Hasundutan: 18 korban (5 meninggal, 4 hilang, 9 luka-luka)
  • Sibolga: 17 meninggal
  • Tapanuli Utara: 8 korban (3 meninggal, 5 hilang)
  • Tapanuli Tengah: 4 meninggal
  • Pakpak Bharat: 2 meninggal
  • Padangsidempuan: 1 meninggal

Secara keseluruhan, 13 daerah terdampak bencana, termasuk Langkat, Medan, Binjai, Deli Serdang, Sibolga, Nias Selatan, Mandailing Natal, hingga Tapanuli Selatan.

Dampak bencana ini membuat ribuan warga harus mengungsi. BPBD mencatat:

  • Mandailing Natal: 776 KK
  • Tapanuli Selatan: 3.000 jiwa
  • Padangsidimpuan: 240 KK
  • Tapanuli Utara: 19 KK

Siklon tropis senyar

Hendro Nugroho dari BBMKG Wilayah I Medan menjelaskan, cuaca ekstrem Sumut dipicu oleh Siklon Tropis Senyar, yang sebelumnya dikenal sebagai Bibit Siklon Tropis 95B. Sistem ini berkembang sejak 21 November 2025 di perairan timur Aceh dan Selat Malaka.

Siklon ini menyebabkan hujan lebat hampir setiap hari, angin kencang, hingga gelombang tinggi. Kelembapan udara yang sangat tinggi juga memperbesar potensi hujan ekstrem di banyak wilayah.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka