Kopi Indonesia kian mendunia, 206 ribu ton diekspor ke berbagai negara

waktu baca 2 menit

Indonesia adalah salah satu penghasil kopi terbesar di dunia, dengan lebih dari 90 persen perkebunan dikelola oleh petani rakyat.

Jakarta (KABARIN) - Indonesia kembali membuktikan diri sebagai salah satu raksasa kopi dunia. Sepanjang paruh pertama tahun 2025, sebanyak 206,7 ribu ton kopi asal Tanah Air berhasil diekspor ke berbagai negara tujuan, mulai dari Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, hingga Timur Tengah dan kawasan Asia Tenggara.

Capaian ini menegaskan bahwa kopi Indonesia tetap menjadi primadona di pasar global berkat cita rasanya yang khas dan kualitasnya yang diakui dunia. Pemerintah bersama pelaku industri juga terus mendorong peningkatan nilai tambah lewat pengembangan kopi olahan dan promosi di berbagai ajang internasional.

Deputi Bidang Usaha Menengah Kementerian UMKM, Bagus Rachman, menyebut capaian ini sebagai bukti nyata bahwa pelaku UMKM Indonesia mampu bersaing di pasar global. “Indonesia adalah salah satu penghasil kopi terbesar di dunia, dengan lebih dari 90 persen perkebunan dikelola oleh petani rakyat,” ujar Bagus.

Salah satu ekspor yang jadi sorotan adalah pengiriman 15 ton kopi specialty Argopuro Walida senilai Rp3 miliar ke Jeddah, Arab Saudi, pada 6 Oktober lalu. Kopi ini dihasilkan lewat kemitraan antara Kelompok Masyarakat Argopuro Walida dan ratusan petani di Situbondo, dengan potensi perluasan kerja sama hingga 1.500 petani.

Untuk memperkuat rantai pasok kopi nasional, Kementerian UMKM juga mengembangkan program Holding UMKM Klaster Perkebunan. Program ini dirancang agar pelaku usaha mikro hingga menengah bisa terhubung dengan perusahaan besar melalui sistem rantai pasok yang terintegrasi, sehingga kopi Indonesia punya nilai tambah lebih tinggi.

“Kopi Argopuro menjadi contoh nyata bagaimana usaha menengah dapat menjadi lokomotif penggerak ekosistem UMKM,” kata Bagus.

Dalam skema holding ini, usaha menengah akan berperan sebagai operator yang menggerakkan empat pilar utama, yaitu agregator, inkubasi, pemasaran, dan pendanaan. Pendekatan berbasis klaster ini diharapkan bisa meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan inovasi para pelaku UMKM agar lebih berdaya saing.

“Dengan dukungan dari pemerintah, BUMN, swasta, dan lembaga keuangan, kita bisa membangun ekosistem kemitraan yang tangguh dan berdaya saing tinggi,” tambah Bagus.

Ketua Pokmas Argopuro Walida, Muhlisin, menyatakan kesiapannya untuk menjadi operator dalam program ini. “Kami siap menjadi operator agar semakin banyak petani kopi terhubung, semakin kuat jejaringnya, dan semakin luas pasarnya,” ucapnya.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa nilai ekspor kopi Indonesia sepanjang 2024 mencapai 1,63 miliar dolar AS, naik 76,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Negara tujuan utama ekspor kopi Indonesia masih didominasi oleh Amerika Serikat, Mesir, Malaysia, Belgia, dan Rusia.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka