Jakarta (KABARIN) - Dokter Spesialis Anak dari UKK Respirologi, Ikatan Dokter Anak Indonesia, dr. Cynthia Centauri Sp.A. Subsp. Resp. (K), mengingatkan kalau asap rokok dan vape nggak cuma berbahaya buat perokok aktif tapi juga bisa bikin anak-anak di sekitar susah bernapas.
“Asap rokok dan rokok elektronik menjadi polutan yang berbahaya, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Bahkan residunya yang menempel di furnitur tetap bersifat toksik bagi anak,” kata dr. Cynthia di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan ada tiga jenis paparan rokok yaitu perokok aktif, perokok pasif atau secondhand smoke, dan perokok tersier atau thirdhand smoke. Semua jenis paparan ini bisa memicu gangguan pernapasan seperti asma, bronkitis, dan pneumonia, terutama pada anak-anak.
Selain itu, dr. Cynthia menekankan kalau asap rokok juga bisa berdampak ke pertumbuhan anak. “Penelitian menunjukkan bahwa semakin lama anak terpapar asap rokok, semakin tinggi risiko stunting dan tinggi badan yang lebih rendah dibandingkan anak yang tidak terpapar,” ujarnya.
Ia menambahkan, partikel kecil dalam asap rokok bisa menembus saluran napas sampai ke aliran darah, memicu peradangan, dan menurunkan daya tahan tubuh anak. Asap rokok juga bisa memicu inflamasi, stres oksidatif, dan gangguan imunitas yang bikin anak lebih gampang sakit infeksi pernapasan.
Karena itu, Cynthia mengimbau supaya keluarga nggak merokok di rumah atau di sekitar anak. “Langkah sederhana seperti menjauhkan sumber asap dan menjaga udara bersih di rumah sangat penting untuk melindungi kesehatan dan tumbuh kembang anak,” katanya.