Mengenal KTT Perdamaian Gaza 2025 dan tujuan forum internasional ini

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Kehadiran Presiden Prabowo Subianto dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian Gaza di Sharm El-Sheikh, Mesir, pada Senin (13/10) jadi bukti nyata peran aktif Indonesia dalam mendorong perdamaian di Timur Tengah. Forum ini diikuti sejumlah pemimpin dunia seperti Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, hingga Presiden Prancis Emmanuel Macron.

KTT Perdamaian Gaza jadi ajang penting untuk membahas langkah konkret menghentikan konflik panjang di Gaza dan mendorong rekonsiliasi antara pihak-pihak yang bertikai. Pertemuan ini bukan sekadar simbol diplomasi internasional, tapi juga momentum sejarah yang menunjukkan kerja sama lintas negara masih kunci menjaga stabilitas dunia.

KTT Perdamaian Gaza 13 Oktober 2025

Berdasarkan laporan Reuters, KTT ini yang juga dikenal sebagai Sharm El-Sheikh Peace Summit digelar pada 13 Oktober 2025 sebagai tindak lanjut dari kesepakatan awal rencana perdamaian Gaza. Fokus utama forum ini adalah merumuskan langkah nyata mengakhiri konflik dan membangun perdamaian jangka panjang di wilayah tersebut.

Konferensi ini lahir dari konflik berkepanjangan antara Israel dan Hamas yang kembali memanas sejak Oktober 2023. Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 67.600 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, hingga membuat Gaza nyaris tak layak huni. Rencana perdamaian yang diinisiasi Presiden Donald Trump mencakup gencatan senjata, pertukaran tahanan, penarikan pasukan Israel, hingga restrukturisasi pemerintahan di Gaza.

Tujuan dan isu KTT Perdamaian Gaza 13 Oktober 2025

Tujuan utama KTT menurut keterangan Istana Mesir adalah mengakhiri kekerasan di Gaza sekaligus memperkuat kerja sama internasional demi terciptanya stabilitas dan perdamaian di Timur Tengah. Forum ini juga membuka babak baru untuk pembangunan dan keamanan wilayah pascagencatan senjata, menandai era baru perdamaian di Gaza.

Agenda utama konferensi mencakup finalisasi gencatan senjata dan langkah pemulihan pascakonflik. KTT juga menekankan pentingnya reformasi pada Otoritas Palestina agar dapat memimpin proses rekonstruksi secara mandiri. Sharm El-Sheikh dipilih sebagai lokasi karena sebelumnya jadi tempat penandatanganan gencatan senjata Israel-Hamas, sekaligus menegaskan posisi Mesir sebagai mediator utama dalam perdamaian Timur Tengah dan komitmen negara itu memfasilitasi dialog internasional untuk kesejahteraan rakyat Palestina.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka