Jakarta (KABARIN) - Menyeimbangkan urusan kerja dan mengasuh anak bukan hal mudah, tapi sebenarnya bisa terasa lebih ringan kalau kamu dan pasangan jalan bareng. Nggak perlu semuanya dibagi 50:50, yang penting saling dukung dan saling ngerti ritme masing-masing.
Dikutip dari Hindustan Times, Rabu (3/12), Shruti Dwivedi—pelatih orang tua dan remaja sekaligus Praktisi NLP Bersertifikat ABNLP—bilang bahwa membagi tugas sehari-hari seperti menyiapkan sarapan, antar-jemput sekolah, urusan tidur anak, sampai bikin daftar belanja, justru bikin rasa syukur tumbuh, bukan amarah.
“Mengasuh anak memang berat, tetapi menjadi bermakna dan mudah dikelola ketika kedua pasangan berjalan berdampingan. Mengasuh anak bersama bukan tentang membagi segalanya secara merata, melainkan tentang saling mendukung sepenuhnya,” kata Shruti.
Ia menambahkan, pasangan yang punya pola asuh suportif cenderung punya hubungan yang lebih harmonis dan jarang ribut. Buat orang tua yang bekerja, dukungan di rumah juga bikin beban emosional berkurang, sehingga fokus, produktivitas, dan rasa percaya diri meningkat. Menurutnya, “Pagi yang tenang dengan tanggung jawab bersama dapat mengubah hari kerja orang tua secara signifikan.”
Kerja sama orang tua juga berdampak besar pada anak. Dari emosi yang lebih stabil, kepercayaan diri meningkat, kemampuan sosial lebih baik, sampai rutinitas harian yang lebih lancar.
Klaim ini diperkuat berbagai riset. Studi tahun 2024 yang dimuat di Psychology Research and Behaviour Management meneliti 1.279 ibu anak prasekolah di Shanghai. Hasilnya: pengasuhan bersama yang tidak suportif bikin stres ibu meningkat tajam, dan stres itu langsung memicu masalah perilaku pada anak. Sebaliknya, ketika kedua orang tua kompak dan saling dukung, stres jauh lebih rendah dan anak-anak pun cenderung berperilaku lebih baik.
Studi tahun 2025 di World Journal of Psychiatry terhadap 258 anak prasekolah juga menyimpulkan hal serupa. Semakin tinggi stres pengasuhan, semakin besar kemungkinan munculnya masalah emosional dan perilaku. Hampir 30 persen efek ini berhubungan dengan cara orang tua berinteraksi dengan anak. Ketika stres, orang tua cenderung mudah bereaksi keras, dan anak langsung menyerap energi negatif itu.
Berbagi beban pengasuhan membantu orang tua tetap tenang dan responsif. Dari situ, atmosfer rumah juga jadi lebih sehat.
Supaya nggak kewalahan, Shruti kasih beberapa tips praktis yang bisa kamu dan pasangan coba:
- duduk bareng setiap minggu buat bikin rencana,
- bagi tugas sesuai kemampuan masing-masing,
- sisihkan waktu 20 menit sehari buat “me time” biar isi ulang energi,
- dan luangkan minimal 10 menit untuk momen berdua.
“Hal ini memperkuat hubungan, melindungi dunia emosional anak, dan membantu orang tua mengembangkan karier mereka tanpa rasa bersalah atau kelelahan. Keluarga yang kuat dibangun bukan oleh satu orang tua super, tetapi oleh dua pasangan yang suportif,” kata Shruti.
Editor: Raihan Fadilah
Copyright © KABARIN 2025