News

Lebih 100 ribu rumah rusak akibat banjir & longsor Aceh, pemerintah fokus pemulihan

Banda Aceh (KABARIN) - Gelombang bencana banjir bandang dan longsor yang melanda Provinsi Aceh meninggalkan dampak besar bagi kehidupan masyarakat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, total 106.058 rumah mengalami kerusakan dengan tingkat keparahan yang beragam, tersebar di 18 kabupaten dan kota di Aceh.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan bahwa dari jumlah tersebut, 46.779 rumah mengalami rusak ringan, 22.951 rumah rusak sedang, dan 36.328 rumah rusak berat. Data ini menjadi fondasi penting dalam perencanaan pembangunan hunian bagi warga terdampak.

Dalam upaya pemulihan, pemerintah menyiapkan dua pendekatan utama. Rumah rusak ringan direncanakan dibangun kembali di lokasi semula dengan penataan kawasan yang lebih aman dan berwawasan mitigasi bencana. Sementara itu, rumah rusak berat atau hilang akan direlokasi ke wilayah yang dinilai lebih aman dan jauh dari potensi bencana serupa.

Relokasi tersebut akan dilakukan melalui koordinasi intensif dengan pemerintah daerah agar lokasi baru tidak hanya aman, tetapi juga layak huni dan mendukung kehidupan sosial ekonomi masyarakat ke depan.

Tak hanya kerusakan fisik, bencana ini juga menelan korban jiwa dalam jumlah besar. Hingga Selasa (16/12), BNPB mencatat total korban meninggal dunia mencapai 1.053 jiwa, dengan rincian 449 korban di Aceh, 360 di Sumatera Utara, dan 244 di Sumatera Barat. Jumlah tersebut bertambah seiring proses pencarian dan pendataan di lapangan.

Dari sisi kemanusiaan, dampak bencana ini juga menyebabkan lebih dari 606 ribu warga mengungsi, mayoritas berada di Aceh. Untuk memastikan kebutuhan dasar tetap terpenuhi, pemerintah terus mempercepat pembangunan pengungsian terpadu guna mempermudah distribusi bantuan pangan dan nonpangan.

Pemulihan pascabencana di Aceh kini tidak hanya berfokus pada pembangunan kembali rumah, tetapi juga membangun ketahanan wilayah dan masyarakat agar lebih siap menghadapi risiko bencana di masa depan.

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Suryanto
Copyright © KABARIN 2025
TAG: