Amazon siapkan PHK massal, 30 ribu karyawan terancam kehilangan pekerjaan

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Amazon kembali jadi sorotan setelah kabar rencana PHK besar-besaran mencuat di kalangan internal perusahaan. Berdasarkan laporan Business Insider, ribuan pegawai akan terkena dampak kebijakan ini, terutama dari divisi SDM dan ritel.

Sumber internal menyebut jumlah karyawan yang akan dipangkas bisa mencapai 30 ribu orang atau sekitar 10 persen dari total tenaga kerja korporat Amazon. PHK ini disebut bakal menyasar pegawai di Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada.

Dalam pesan internal kepada para manajer, perusahaan meminta semua pihak bersiap menghadapi pengumuman resmi. Draf email yang beredar menyebut keputusan ini diambil setelah evaluasi menyeluruh terhadap struktur organisasi dan fokus kerja ke depan. Surat tersebut juga menjelaskan soal paket kompensasi bagi pegawai terdampak, termasuk gaji dan tunjangan penuh selama 90 hari.

Langkah ini merupakan bagian dari upaya CEO Andy Jassy untuk melakukan restrukturisasi besar demi memperkuat efisiensi dan memangkas birokrasi yang dianggap berlebihan. Restrukturisasi tersebut mencakup penghapusan beberapa lapisan manajemen, pengetatan anggaran, serta kebijakan kerja penuh waktu di kantor bagi sebagian besar pegawai.

Amazon tengah beradaptasi dengan perlambatan pertumbuhan bisnis pasca-pandemi. Perusahaan telah memangkas sejumlah proyek yang dianggap tidak lagi menguntungkan dan menyesuaikan jumlah karyawan yang sempat melonjak drastis ketika belanja online sedang tinggi-tingginya.

Dari 2019 hingga 2021, jumlah pegawai Amazon sempat naik dua kali lipat hingga mencapai 1,6 juta orang, namun turun menjadi 1,55 juta pada tahun lalu. Sejak 2022, Amazon sudah mem-PHK sekitar 27 ribu karyawan.

Pada pertengahan tahun ini, Jassy juga sempat menyinggung bahwa penggunaan teknologi kecerdasan buatan akan membuat beberapa posisi menjadi tidak lagi diperlukan.

Selain itu, Amazon juga membekukan perekrutan di sektor ritel besar dan melakukan PHK di layanan cloud mereka, Amazon Web Services, pada Juli lalu.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka