Jakarta (KABARIN) - Nilai tukar rupiah kembali menguat di awal perdagangan Jumat di Jakarta, naik 15 poin atau 0,09 persen menjadi Rp16.620 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp16.635 per dolar AS.
Presiden Direktur PT Doo Financial Futures Ariston Tjendra mengatakan penguatan rupiah ini dipicu oleh potensi The Fed yang bisa memangkas suku bunga lagi menjelang akhir tahun.
“The Fed kemarin memberi pesan akan berhati-hati melonggarkan kebijakan lagi. Meskipun demikian, The Fed masih mungkin memangkas suku bunganya lagi di akhir tahun atau di awal tahun depan, sehingga ini positif untuk pasar aset berisiko atau emerging market,” ujar Ariston kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Pada rapat Federal Open Market Committee (FOMC) Oktober 2025, The Fed menurunkan Fed Funds Rate (FFR) sebesar 25 basis points ke kisaran target 3,75–4 persen dari sebelumnya 4–4,25 persen. Keputusan itu menghasilkan dua dissenting opinion berbeda, di mana Gubernur Stephen Miran mendukung penurunan lebih besar 50 bps, sementara Presiden The Fed Kansas City Jeff Schmid memilih mempertahankan suku bunga.
Sentimen positif lain datang dari pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping di Busan, Korea Selatan pada Kamis (30/10) selama 1 jam 40 menit.
Sebelumnya delegasi kedua negara sudah melakukan perundingan dagang di Kuala Lumpur pada 25–26 Oktober 2025, dan mereka berhasil mencapai kesepakatan terkait berbagai isu ekonomi dan perdagangan. Ariston memproyeksikan rupiah hari ini berpotensi menguat menuju Rp16.580 dengan potensi resisten di Rp16.650.
 
											 
														 
														 
														 
														 
														 
														 
											 
																 
																 
																 
																 
																 
																 
																 
																 
																 
								 
								 
								 
								 
								