Iran sindir Barat usai serangan gagal dan kini minta balik ke meja negosiasi

waktu baca 2 menit

Tehran (KABARIN) - Pemerintah Iran menilai negara-negara Barat kembali mendorong dimulainya pembicaraan soal program nuklir Teheran setelah upaya militer mereka tidak membuahkan hasil. Pernyataan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Iran, Seyed Abbas Araghchi, seperti diberitakan IRNA.

Araghchi menyebut langkah Barat untuk kembali mengajak berdialog sebagai sesuatu yang wajar setelah mereka gagal mencapai tujuan melalui serangan militer. Ia menegaskan bahwa masalah nuklir Iran tidak bisa diselesaikan dengan kekuatan senjata.

Ia juga menolak negosiasi yang berlangsung di bawah tekanan dan menegaskan bahwa pembicaraan harus dilakukan dengan dasar yang masuk akal, bukan dengan paksaan.

Araghchi menambahkan bahwa Amerika Serikat dan Israel tidak meraih satu pun target yang mereka harapkan dari konflik terbaru. Meskipun serangan udara dapat merusak fasilitas nuklir, menurutnya hal itu tidak menghapus kemampuan teknologi Iran atau melemahkan tekad rakyatnya.

“Fasilitas kami hancur, tetapi teknologi kami tetap ada, dan tekad kami bahkan lebih kuat lagi,” ujar Araghchi.

Ia kembali menegaskan bahwa Iran selalu siap membuka ruang untuk negosiasi serius asalkan kondisinya tepat dan adil. Diplomasi tetap menjadi jalur utama yang dipilih Iran untuk menyelesaikan ketegangan.

Sebelum eskalasi konflik, Iran dan AS sudah menggelar lima putaran dialog tidak langsung yang dimediasi Oman mengenai isu nuklir dan rencana pencabutan sanksi. Putaran keenam seharusnya berlangsung sebelum Israel melancarkan serangan pada 13 Juni yang menghantam sejumlah situs nuklir dan militer Iran.

Serangan itu menewaskan sejumlah komandan, ilmuwan nuklir, dan warga sipil. Tidak lama berselang, pada 22 Juni, AS ikut menyerang fasilitas nuklir di Natanz, Fordow, dan Isfahan.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka