Jakarta (KABARIN) - Nilai tukar rupiah di pembukaan perdagangan Senin di Jakarta bergerak menguat 10 poin atau 0,06 persen menjadi Rp16.740 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.750 per dolar AS.
Analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, mengatakan penguatan rupiah terjadi karena pasar optimis terhadap arah kebijakan bunga Bank Indonesia (BI).
"(Rupiah berpotensi menguat seiring) meningkatnya optimisme pelaku pasar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan dan arah kebijakan bunga BI yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi," ujar Rully di Jakarta, Senin.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyebut ruang untuk menurunkan suku bunga acuan masih terbuka pada 2026 karena inflasi diproyeksikan tetap rendah dan terkendali.
Selain itu, kolaborasi dengan pemerintah dan pihak terkait dianggap penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi.
BI akan terus mengevaluasi setiap bulan perkembangan ekonomi, inflasi, stabilitas rupiah, dan kondisi moneter lainnya sebelum menentukan langkah suku bunga berikutnya.
Sebelumnya, BI telah menurunkan BI-Rate sebanyak enam kali dengan total 150 basis points menjadi 4,75 persen, dengan satu kali penurunan di 2024 dan lima kali di 2025.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan meningkat ditopang oleh kebijakan moneter yang longgar dan membaiknya harga komoditas," ungkap Rully.
Menurut Rully, optimisme pasar menjelang akhir tahun juga ikut menguatkan rupiah, apalagi data inflasi AS lebih lemah dari perkiraan.
"Rupiah pada perdagangan hari ini diperkirakan menguat di kisaran Rp16.700-Rp16.760 dipengaruhi masih oleh sentimen global data inflasi AS yang lebih lemah dari perkiraan dan meningkatnya optimisme pasar menjelang akhir tahun yang biasanya pasar selalu menguat," ujarnya.