Jakarta (KABARIN) - Kementerian Pariwisata menyatakan bahwa program Gerakan Wisata Bersih (GWB) yang digelar di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau merupakan wujud komitmen pemerintah untuk membangun pariwisata yang berkelanjutan.
"Dengan mengedepankan edukasi lingkungan, penguatan regulasi, dan kolaborasi lintas sektor, gerakan ini mendorong terciptanya destinasi yang berkelanjutan dan partisipatif," kata Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Transformasi Digital dan Inovasi Pariwisata Kemenpar Masruroh dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu.
Masruroh mengatakan GWB di Pulau Penyengat menekankan pendekatan kolaboratif, tidak hanya sebagai agenda seremonial, tetapi sebagai bentuk penguatan atas inisiatif lokal yang telah berkembang, sekaligus menjadi wahana apresiasi terhadap praktik-praktik baik yang muncul dari masyarakat.
Sebanyak 519 peserta yang terdiri dari perwakilan Kementerian Pariwisata, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau hingga pelaku pariwisata dilibatkan pada acara yang digelar pada 30 Juli 2025 lalu.
Adapun pemilihan Pulau Penyengat sebagai lokasi GWB didasarkan pada peran pentingnya sebagai situs cagar budaya nasional yang tidak hanya menyimpan nilai sejarah, tetapi juga menunjukkan komitmen nyata masyarakat dalam pelestarian lingkungan dan warisan budaya.
Pulau Penyengat dengan latar sejarah dan budaya yang kuat, merupakan contoh nyata destinasi yang mampu mengintegrasikan kesadaran ekologis dengan pelestarian nilai-nilai kultural, menjadikannya sebagai living heritage yang mendukung transformasi sosial dan pariwisata berkelanjutan.
“Gerakan Wisata Bersih bukan sekadar simbol, melainkan solusi nyata dalam pengelolaan destinasi melalui pendekatan pentahelix ,” katanya.
Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Kepulauan Riau Luki Zaiman Prawira menambahkan pihaknya berkomitmen terhadap pengembangan dan penguatan pariwisata berbasis budaya dan lingkungan yang lestari melalui kolaborasi berkelanjutan antara pemerintah pusat, daerah, masyarakat, serta pelaku usaha.
Ia membeberkan sekitar 2 ton sampah terkumpul di sekitar kawasan Pulau Penyengat dan diproses di TPS3R dan diangkut oleh offtaker mitra Dinas Lingkungan Hidup Kota Tanjungpinang.
Selain kegiatan bersih-bersih, peserta juga berkunjung ke pelaku UMKM yang bergerak di bidang produk kreatif berbasis daur ulang sampah serta produk kuliner. Kunjungan ini melibatkan empat UMKM binaan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Tanjungpinang, masyarakat Pulau Penyengat, dan PT Telkomsel.