Jakarta (KABARIN) - Pakar gizi klinik dari RS Premier Bintaro, dr Yohan Samudra, mengingatkan soal bahaya konsumsi garam berlebihan. Menurutnya, hipertensi atau tekanan darah tinggi sering datang tanpa gejala, tapi bisa memicu penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah.
Dalam acara Simposium Kesehatan Kerja IDKI 2025 di Jakarta, Yohan bilang kalau rata rata orang Indonesia makan garam dua kali lebih banyak dari batas aman yang disarankan WHO. “Rata-rata orang Indonesia mengonsumsi garam dua kali lipat dari rekomendasi WHO, yakni 5 gram per hari. Bahkan lima dari sepuluh orang melampaui angka tersebut,” ujarnya.
Karena itu, ia mengajak masyarakat lebih bijak dalam menggunakan garam ketika memasak. Pesannya sejalan dengan kampanye Bijak Garam yang mendorong orang mengurangi asupan garam tanpa harus mengorbankan rasa makanan.
Langkah sederhana ini dinilai cukup efektif buat menekan risiko penyakit degeneratif, terutama di kalangan pekerja. Selain bikin tubuh lebih sehat, kebiasaan ini juga bisa meningkatkan produktivitas di lingkungan kerja.
Simposium tersebut dihadiri para dokter perusahaan, praktisi HRD, serta pakar kesehatan dan keselamatan kerja dari berbagai industri. Mereka membahas tantangan kesehatan modern, khususnya penyakit tidak menular yang sering bikin produktivitas karyawan menurun.
Wakil Sekretaris Pengurus Pusat IDKI, dr Rafael Nanda R, menambahkan kalau edukasi kesehatan yang dilakukan secara konsisten memang terbukti bermanfaat. "Kami melihat adanya peningkatan hasil Medical Check-Up (MCU) setelah program edukatif yang terstruktur. Ini menunjukkan perilaku sehat dapat dibentuk secara konsisten di lingkungan kerja,” ujarnya.
Lewat kolaborasi lintas sektor, IDKI mendorong perusahaan untuk membangun budaya kerja sehat. Menurut mereka, hal ini bisa jadi investasi jangka panjang demi menjaga kualitas hidup karyawan sekaligus mendukung keberlanjutan usaha.