Jakarta (KABARIN) - Pernahkah Anda mengalami sensasi pusing luar biasa disertai perasaan berputar, seperti terombang-ambing, bahkan seperti ditarik ke satu arah? Jika iya, bisa jadi Anda tengah mengalami gejala vertigo.
Vertigo merupakan kondisi medis ketika seseorang merasakan sensasi seolah-olah dirinya atau lingkungan di sekitarnya sedang bergerak atau berputar, padahal kenyataannya tidak. Kondisi ini sering kali disertai rasa mual, muntah, hingga kehilangan keseimbangan yang membuat penderitanya sulit berdiri atau berjalan secara normal.
Meski vertigo bukanlah penyakit mematikan, gangguan ini sangat mengganggu aktivitas harian dan bisa membahayakan jika terjadi secara tiba-tiba, misalnya saat mengemudi atau berada di tempat tinggi. Oleh karena itu, penting untuk memahami penyebab vertigo agar dapat ditangani dengan tepat.
Jenis vertigo
Secara umum, vertigo terbagi menjadi dua jenis, yaitu vertigo internal (subjektif) dan vertigo eksternal (objektif).
- Vertigo internal ditandai dengan perasaan tubuh sendiri yang seolah-olah berputar, bergoyang, atau tertarik ke satu arah.
- Vertigo eksternal adalah kondisi di mana penderitanya merasa lingkungan sekitar yang bergerak atau berputar.
Penyebab vertigo
Penyebab vertigo umumnya berasal dari gangguan pada sistem keseimbangan tubuh yang terletak di telinga bagian dalam (sistem saraf tepi) maupun otak (sistem saraf pusat).
1. Gangguan sistem saraf tepi (telinga bagian dalam)
Berikut beberapa kondisi yang menjadi penyebab vertigo akibat gangguan pada sistem saraf tepi:
- Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV): Kondisi paling umum yang menyebabkan vertigo. BPPV terjadi ketika partikel kalsium kecil dalam telinga dalam berpindah posisi dan mengganggu keseimbangan. Gejalanya biasanya muncul saat kepala digerakkan.
- Labirinitis: Merupakan peradangan pada bagian dalam telinga yang biasanya disebabkan oleh infeksi.
- Vestibular neuritis: Infeksi pada saraf vestibular, yang berfungsi mengatur keseimbangan tubuh. Penyakit ini bisa menyebabkan gangguan koordinasi dan vertigo hebat.
- Penyakit Meniere: Penyakit akibat penumpukan cairan di telinga bagian dalam. Ditandai dengan pendengaran menurun, telinga berdenging, dan rasa penuh di telinga.
- Trauma telinga: Cedera atau benturan keras pada telinga bagian dalam yang menyebabkan gangguan keseimbangan.
2. Gangguan sistem saraf pusat (otak)
Gangguan pada otak kecil atau batang otak yang bertugas mengatur keseimbangan juga bisa menjadi penyebab vertigo, seperti:
- Stroke iskemik: Terjadi akibat sumbatan pembuluh darah di otak yang mengganggu aliran darah ke pusat keseimbangan.
- Migrain vestibular: Jenis migrain yang disertai gejala vertigo. Biasanya dipicu oleh stres, pola tidur dan makan yang tidak teratur, dehidrasi, serta rangsangan cahaya atau suara.
Faktor risiko vertigo
​​​​​​​Beberapa kondisi dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami vertigo, antara lain:
- Usia di atas 40 tahun
- Jenis kelamin perempuan
- Kekurangan vitamin D
- Riwayat osteoporosis
- Riwayat migrain atau stroke
- Cedera kepala
- Kolesterol tinggi
- Diabetes
- Merokok
- Obesitas
- Hipertensi
Penanganan vertigo
​​​​​​​Penanganan vertigo sangat bergantung pada penyebabnya. Jika disebabkan oleh BPPV, terapi reposisi partikel telinga dapat dilakukan. Untuk vertigo akibat infeksi, pengobatan menggunakan antivirus atau antibiotik mungkin diperlukan. Konsultasi dengan dokter spesialis saraf atau THT sangat dianjurkan untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Selain pengobatan medis, perubahan gaya hidup seperti menjaga pola makan, tidur teratur, menghindari stres, dan berhenti merokok juga penting dalam mencegah serangan vertigo kambuh kembali.
Vertigo bukanlah penyakit yang dapat disepelekan. Meski bukan kondisi yang mengancam nyawa secara langsung, gejala yang ditimbulkan bisa sangat mengganggu dan berisiko menimbulkan kecelakaan. Mengenali penyebab dan faktor risikonya dapat membantu masyarakat untuk lebih waspada dan segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala vertigo.
Baca juga: Kenali gejala vertigo dan cara menanganinya berikut ini