Studi baru temukan terapi mata lebih aman dan efektif untuk penderita retina

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Kabar baik datang dari dunia kesehatan mata, studi Salween yang dipresentasikan di Kongres Euretina 2025 di Paris menemukan bahwa terapi dengan Faricimab bisa jadi solusi lebih aman dan tahan lama untuk pasien gangguan retina seperti degenerasi makula basah atau nAMD dan variasi PCV.

Kepala Departemen Mata RSCM Dr. Ari Djatikusumo menjelaskan kalau hasil studi ini memberi harapan baru, khususnya bagi pasien PCV di Indonesia. “Terapi pengobatan injeksi dengan Faricimab tidak hanya mencapai peningkatan kualitas penglihatan yang bermakna secara klinis, tetapi juga dapat mengurangi beban pengobatan dan berdampak positif bagi kualitas hidup pasien, pendamping, bahkan keluarganya,” ujarnya.

Degenerasi makula basah sendiri adalah kerusakan di pusat penglihatan akibat pembuluh darah abnormal. PCV atau Polypoidal Choroidal Vasculopathy merupakan variasinya, ditandai dengan munculnya polip kecil di bawah retina yang bisa jadi penyebab utama kebutaan di Asia. Gejalanya beragam, mulai dari penglihatan buram, warna jadi pudar, sampai garis lurus terlihat bergelombang.

Hasil penelitian menunjukkan pasien yang menjalani terapi Faricimab bisa membaca 8 sampai 9 huruf lebih banyak di bagan tes mata setelah satu tahun perawatan. Polip yang jadi sumber masalah pun tidak aktif pada 86 persen kasus, bahkan 61 persen di antaranya hilang sama sekali. Kondisi ini bisa mengurangi risiko pendarahan retina yang berujung kebutaan.

Kabar baik lainnya, lebih dari separuh pasien cukup menerima suntikan setiap empat bulan sekali tanpa khawatir penglihatannya menurun. Jadwal yang lebih jarang ini jelas bikin beban waktu, fisik, dan biaya jadi lebih ringan untuk pasien dan keluarganya.

“Semoga inovasi ini dapat membantu pasien mendapatkan manfaat dari terapi Faricimab. Diagnosis yang cepat, serta penanganan sedini mungkin diharapkan dapat membantu memulihkan penglihatan dan mencegah kehilangan penglihatan lebih lanjut,” kata Dr. Ari.

Di Indonesia, Faricimab sudah disetujui BPOM sejak 2023 untuk menangani beberapa kondisi retina serius, termasuk nAMD dan pembengkakan makula akibat diabetes atau yang biasa dikenal dengan DME. Dr. Ari menyarankan siapa pun yang mengalami gejala nAMD untuk segera konsultasi dengan dokter spesialis mata agar bisa mendapat pemeriksaan dan pengobatan yang tepat.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka