Bagaimana cara meteor terbentuk, dan apa saja jenisnya di alam semesta?

waktu baca 3 menit

Jakarta (KABARIN) - Fenomena meteor yang jatuh ke Bumi selalu berhasil menarik perhatian karena keindahan cahayanya yang tampak di langit malam. Akan tetapi, di sisi lain juga bisa memunculkan rasa khawatir karena potensi bahayanya.

Lantas, bagaimana sebenarnya proses terbentuknya meteor dan apa saja jenis-jenisnya? Untuk memahami hal tersebut, berikut penjelasannya melansir dari berbagai sumber.

Proses terbentuknya meteor

Meteor terbentuk ketika orbit meteoroid berpapasan dengan orbit Bumi. Seperti planet lainnya, meteoroid juga mengitari Matahari pada lintasannya masing-masing.

Benda langit ini merupakan batuan luar angkasa yang berukuran kecil, tidak lebih dari 1 kilometer (0,6 mil) dan berasal dari kumpulan pecahan asteroid, komet, Bulan, atau bahkan planet lain seperti Mars. Bantuan pun akan beredar di antara planet hingga ke Sabuk Kuiper dan Awan Oort.

Meteorit juga dapat disebut sebagai batuan luar angkasa yang sangat berharga karena telah menyimpan sisa material dari pembentukan Tata Surya selama sekitar 4,6 miliar tahun.

Ketika meteoroid memasuki atmosfer Bumi, kecepatannya yang tinggi menyebabkan gesekan hebat dengan udara, sehingga menghasilkan cahaya terang dan panas. Inilah yang dikenal sebagai meteor atau yang sering disebut sebagai “bintang jatuh” atau “bola api”.

Sebagian besar meteor, sekitar 90-95 persen, akan habis terbakar di atmosfer. Namun, sebagian kecil yang berhasil menembus dan jatuh ke permukaan Bumi akan disebut meteorit.

Ukurannya biasanya kecil, mulai dari sebutir kerikil hingga seukuran kepalan tangan. Meteorit ini dapat berupa bebatuan (stony), logam (besi), atau campuran keduanya (besi-stony).

Tidak hanya satu batuan yang jatuh, meteor juga bisa jatuh ke Bumi atau planet lain dengan jumlah yang banyak dan disebut sebagai hujan meteor. Kondisi ini terjadi saat orbit Bumi bertemu dengan orbit Komet, kemudian Komet akan menyisakan meteor dengan jumlah banyak dibelakangnya.

Jenis-jenis Meteor

Fenomena meteor dapat diklasifikasikan berdasarkan komposisi, asal, dan hujan meteornya. Berikut adalah penjelasan jenis-jenis meteor:

1. Berdasarkan komposisinya

- Meteorit stony (bebatuan)
Meteorit ini terbentuk dari bebatuan. Jenis ini paling banyak ditemukan sekitar 94% dari total meteorit di Bumi. Terdiri dari tiga jenis:

  • Chondrites, meteorit stony yang mengandung butiran kecil (chondrules).
  • Chondrites karbonan, meteorit stony yang mengandung chondrules dan mineral volatile.
  • Achondrites, meteorit stony yang tidak memiliki chondrules.

- Meteorit besi
Hampir seluruhnya meteorit ini berasal dari logam besi, nikel, dan kristal. Jenis ini hanya sekitar 4,8% dari total meteorit yang ditemukan.

- Meteorit besi-stony
Meteorit ini merupakan tipe yang langka, sebab hanya ditemukan sekitar 1,2% dari total meteorit yang ditemukan. Komposisi yng dimiliki hampir seimbang antara logam dan batuan.

2. Berdasarkan asalnya

  • Asteroidal (Keplanetan): Meteorit yang berasal dari serpihan asteroid atau planet yang hancur. Karena cukup panas, hingga dapat membentuk lapisan seperti kerak, mantel, dan inti.
  • Kekometan: Meteorit yang berasal dari sisa-sisa komet yang terdiri atas gas dan partikel padat.
  • Parabolis: Meteorit yang berasal dari benda langit yang asal pastinya belum diketahui.

3. Berdasarkan hujan meteornya

Beberapa jenis hujan meteor terkenal yang sering terjadi di Bumi, antara lain:

  • Orionid: Meteorit yang muncul setiap tahun pada bulan Oktober, berwarna kuning kehijauan, dan tampak jelas di langit malam.
  • Perseid: Meteorit yang jatuh karena Bumi melalui aliran meteor Perseid. Umumnya terjadi pada Juli-Agustus, berasal dari rasi bintang Perseus, dan dapat dilihat saat malam hari dibagian Bumi Utara.
  • Geminids: Meteorit yang berasal dari asteroid "3200 Phaethon" dan biasanya terlihat setiap akhir tahun bulan Desember.
  • Quadrantid: Meteorit yang berasal dari konstilasi bootes dan terjadi setiap bulan Januari.
Bagikan

Mungkin Kamu Suka