Ekonomi Jakarta diprediksi tumbuh hingga 5,6 persen di akhir 2025!

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta optimistis perekonomian Jakarta terus tumbuh, bahkan mencapai 5,4 hingga 5,6 persen pada akhir 2025, salah satunya karena didukung proyek pengerjaan infrastruktur yang masih berlangsung.

"Target optimisnya Jakarta 5,4-5,6 (persen). Kalau (pertumbuhan ekonomi) saat ini (triwulan II-2025/secara tahunan) pada angka 5,18 persen, kami optimistis. Selama masih ada kegiatan-kegiatan infrastruktur, itu program padat karya (membuka lapangan kerja)," kata Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda Provinsi DKI Jakarta Suharini Eliawati di Balai Kota DKI Jakarta, Senin.

Di sisi lain, imbuh dia, Pemprov DKI juga mengupayakan berbagai inovasi di luar sektor infrastruktur, termasuk mendorong berbagai konser dan acara berskala besar terus diadakan di Jakarta, mengingat sektor ekonomi kreatif mempunyai peranan dalam ekonomi Jakarta.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta Iwan Setiawan mengatakan dengan pangsa pasar Jakarta sebesar 16,61 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan pertumbuhan ekonomi positif 5,18 persen, Jakarta terus menjadi lokomotif pembangunan ekonomi nasional.

Dia mencatat secara struktural, penopang perekonomian Jakarta pun semakin bergeser ke sektor-sektor jasa, terutama pariwisata dan ekonomi kreatif yang memiliki besaran 12 persen.

"Peran sektor-sektor jasa sudah bergeser ke sektor fesyen, role-nya itu lebih dari 56 persen. Kalau pariwisata dan ekonomi kreatif itu sekitar 12 persen, tetapi punya potensi yang sangat besar untuk didorong," ujar Iwan.

Perekonomian Jakarta pada triwulan II-2025 (secara tahunan) tumbuh mencapai 5,18 persen, atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,12 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mengemukakan dari sisi produksi, lapangan usaha transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 9,90 persen, diikuti lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum (9,79 persen), jasa lainnya (8,31 persen), serta jasa perusahaan (7,62 persen).

Sementara dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa mengalami pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 17,26 persen, diikuti komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 5,50 persen seiring peningkatan impor barang modal dan output konstruksi.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka