Rusia: Masalah Palestina belum selesai

waktu baca 3 menit

Moskow (KABARIN) - Rencana yang diajukan Presiden AS Donald Trump untuk Gaza adalah hal terbaik yang ada saat ini, meskipun rencana itu tidak menyelesaikan masalah Palestina secara keseluruhan, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Senin.

"Presiden Trump telah mengajukan rencananya, yang telah kami nilai berulang kali sebagai yang terbaik yang ada di meja perundingan saat ini," kata Lavrov dalam pertemuan dengan perwakilan media Arab.

"Meskipun masalah Palestina tentu saja tidak terselesaikan oleh ini, namun (rencana ini) diperlukan untuk menghentikan pertumpahan darah secepat mungkin dan menyelesaikan masalah kemanusiaan yang serius."

Menteri Lavrov menambahkan bahwa rencana perdamaian Trump perlu merinci nasib Tepi Barat, dan bukan hanya Jalur Gaza.

Rusia khawatir konflik Gaza dapat pecah lagi, dan meminta semua negara yang terlibat untuk mencegah skenario tersebut.

"Kami dengan tulus mendoakan keberhasilan pertemuan puncak hari ini di Sharm el-Sheikh, di mana, seperti yang saya pahami, lebih dari 20 negara dari dunia Arab dan sejumlah negara Barat berpartisipasi," ujar Lavrov.

Selain itu, Lavrov menekankan bahwa penyelesaian jangka panjang konflik Timur Tengah tidak mungkin terjadi tanpa pembentukan negara Palestina yang berdaulat.

Meski demikian, Lavrov menyatakan bahwa Rusia tetap skeptis tentang kemungkinan mencapai penyelesaian berkelanjutan di Jalur Gaza. Sikap tersebut muncul karena harapan perdamaian di kawasan tersebut sudah terlalu sering pupus.

"Ketika Anda bertanya tentang prospek acara hari ini (pertemuan di Gaza di Sharm el-Sheikh), prospek dari semua upaya yang kami sambut ini... skeptisisme, seperti yang Anda katakan, tetap ada," kata dia.

"Sudah terlalu sering harapan untuk perdamaian dan kemakmuran di bagian dunia ini pupus," kata Lavrov.

Pada saat yang sama, Lavrov menyampaikan bahwa Rusia berharap semua perjanjian yang dibuat berdasarkan rencana Presiden AS Donald Trump dapat dipenuhi.

Lavrov menambahkan bahwa akan ada kompromi dalam penentuan wilayah negara Palestina, tetapi ia menegaskan bahwa pembentukan kotamadya di Tepi Barat bukanlah sebuah solusi yang permanen.

Meski demikian, Lavrov menyatakan kesiapan Rusia untuk berpartisipasi dalam format apa pun yang bertujuan menyelesaikan konflik di Timur Tengah.

"Rusia siap berpartisipasi dalam format apa pun," tegas Lavrov.

Lavrov menambahkan bahwa jika para peserta KTT di Mesir memutuskan Rusia dapat berguna pada tahap tertentu dalam implementasi rencana Presiden AS Donald Trump, maka Moskow siap memberikan kontribusi.

Ketika ditanya mengapa Rusia tidak mengambil bagian dalam KTT Gaza di Mesir, Lavrov menjelaskan, "Undangan dikirim oleh tuan rumah KTT, yaitu kepemimpinan Mesir, yang mengoordinasikan tindakannya dengan inisiator Arab lainnya, tetapi di atas segalanya dengan Amerika Serikat."

Sumber: Sputnik/RIA Novosti-OANA

Bagikan

Mungkin Kamu Suka