...Kalau kemampuan membaca Al Quran guru belum kuat tentu akan berpengaruh pada kualitas pembelajaran agama di kelas
Jakarta (KABARIN) - Menteri Agama Nasaruddin Umar menyoroti penguatan literasi Al Quran di sekolah umum yang masih menjadi tantangan besar dalam pendidikan keagamaan di Indonesia. Hal ini terlihat dari hasil asesmen kemampuan baca Al Quran para guru Pendidikan Agama Islam (PAI).
“Kalau kemampuan membaca Al Quran guru belum kuat, tentu akan berpengaruh pada kualitas pembelajaran agama di kelas. Karena itu, asesmen ini menjadi langkah awal untuk memperkuat fondasi pendidikan agama,” ungkap Menag di Jakarta, Kamis.
Hasil asesmen di wilayah Pulau Jawa menunjukkan sebagian besar guru PAI masih berada pada level dasar. Menag menekankan bahwa meski asesmen ini baru mencakup sampel di Jawa, temuan ini memberi gambaran awal yang penting dan harus segera ditindaklanjuti.
“Kalau kita ingin mengukur kondisi Indonesia, tentu sampelnya tidak cukup hanya Pulau Jawa. Apalagi Jawa saja baru sekitar 41 persen yang bisa membaca Al Quran dengan baik. Ini harus menjadi perhatian bersama,” katanya.
Menag menilai hasil asesmen ini bisa dijadikan alarm sekaligus peluang untuk memperbaiki sistem pendidikan agama secara lebih menyeluruh. Negara punya tanggung jawab memastikan guru PAI memiliki kompetensi dasar yang memadai, khususnya dalam membaca Al Quran secara tartil dan sesuai kaidah.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Amien Suyitno menambahkan asesmen ini memberi gambaran nyata tentang kondisi guru di lapangan yang sebelumnya belum terdokumentasi secara komprehensif.
“Selama ini kita berbicara tentang kualitas pendidikan agama, tetapi belum memiliki data utuh mengenai kemampuan baca Al Quran guru. Kini datanya sudah tersedia dan menjadi dasar penting bagi intervensi kebijakan,” ungkapnya.
Kementerian Agama memastikan asesmen akan diperluas ke wilayah lain di luar Jawa agar pemetaan kemampuan baca Al Quran guru PAI bisa dilakukan secara nasional dan berkelanjutan.
Editor: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Copyright © KABARIN 2025