Soul

Life Skills dari keluarga dinilai jadi kunci cegah anak terjerumus narkoba

Jakarta (KABARIN) - Guru Besar Departemen Kependudukan dan Biostatistika Universitas Indonesia (UI) Sabarinah menyampaikan bahwa pendidikan keterampilan di keluarga menjadi hal yang penting untuk menghindari penyalahgunaan narkoba saat anak beranjak dewasa.

"Life skills education menjadi penting bagi remaja. Life skills education bukan berarti dalam bentuk satu mata kuliah khusus atau satu mata ajar khusus tetapi dia embedded atau di dalam pelaksanaan edukasi sejak dari kecil. Dan ini berarti membutuhkan parenting skill atau keterampilan untuk menjadi orang tua," ujarnya dalam acara "Uji Publik Pengukuran Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Periode Tahun 2023-2025" yang digelar Badan Narkotika Nasional (BNN) di Jakarta, Kamis.

Keterampilan ini, kata Sabarinah, sesuai dengan data pengukuran prevalensi penyalahgunaan narkoba menyatakan bahwa usia pertama kali mencoba zat Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) di usia 18 tahun atau rentang kategori remaja-dewasa, yakni 15-24 tahun.

Sabarinah menjelaskan keterampilan tersebut berhubungan dengan mental health anak. Dampak panjang akan terasa untuk anak karena belum mampunya kendali emosi dan kognisi anak menghadapi rasa kecanduan akan narkoba.

"Jadi, ini rangkaiannya cukup panjang. Ini kalau bicara tentang dampak, saya sampaikan yang di tengah itu adalah konsep yang diajukan oleh world drug report yang ini sudah disampaikan dalam hasil penelitian. Nah satu hal yang penting adalah mengenai mental health," tuturnya.

"Mental health itu mungkin kalau dari hasil survei tampak kecil dampaknya. Namun demikian itu perlu dilakukan eksplorasi lebih lanjut lagi. Mengapa? Karena tadi bahwa drugs yang dipakai atau narkoba yang banyak dipakai adalah ganja dan kemudian amfetamin tipe stimulan atau jenis zat stimulan,” kata dia melanjutkan.

Sabarinah menyampaikan bahwa data ini dapat dicermati melalui teori gateway, yakni mengamati penggunaan pertama narkoba di usia remaja diawali dengan hal-hal yang mudah didapatkan sebagai pintu masuk.

"Kemudian mengenai umur pakai narkoba yang pertama kita dapat menerapkan atau melihat dengan mencermati teori gateway. Karena seperti yang tadi saya sampaikan bahwa seseorang tidak tiba-tiba memakai narkoba, tetapi melampaui hal yang lunak lebih dahulu," katanya.

Hal-hal yang menjadi pintu awal, menurut Sabarinah, berupa rokok, dan miras. Rasa penasaran dan ketidakpuasan setelah mencobanya berkali-kali, anak tersebut akan melangkah lebih jauh dengan mencari alternatif yang mudah sebelum menuju ke tahap selanjutnya.

"Biasanya orang memakai rokok dahulu kemudian miras dan kemudian baru zat yang mudah dijangkau. Dari sini kelihatan bahwa zat yang narkoba yang mudah dijangkau adalah ganja dan kemudian baru zat yang lain," ucapnya.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah/Muhammad Rizki
Editor: Raihan Fadilah
Copyright © KABARIN 2025
TAG: