Osteoporosis bisa bikin patah tulang jadi lebih parah pada laki-laki

waktu baca 3 menit

Jakarta (KABARIN) - Selama ini banyak yang mengira osteoporosis cuma jadi masalah para wanita, padahal faktanya nggak begitu. Menurut riset terbaru, sekitar satu dari lima pria berusia di atas 50 tahun ternyata berisiko mengalami patah tulang akibat osteoporosis seumur hidupnya. Bahkan, sekitar seperempat kasus patah tulang pinggul juga terjadi pada pria lanjut usia.

Dilansir dari Channel News Asia, Minggu, dokter spesialis geriatri dari Durham VA Health Care System dan Duke University, Dr. Cathleen Colon-Emeric, yang juga penulis utama studi terbaru tentang pengobatan osteoporosis pada veteran pria, mengatakan kalau pemeriksaan osteoporosis pada pria masih jauh tertinggal dibandingkan wanita.

"Pria tidak sebaik wanita dalam pemulihan. Pria berusia 50 tahun lebih mungkin meninggal akibat komplikasi patah tulang osteoporosis mayor daripada kanker prostat," ujarnya.

Menurutnya, tingkat kematian pria yang mengalami patah tulang bahkan lebih tinggi 25–30 persen dalam setahun, dengan risiko disabilitas dan perawatan di rumah sakit yang cukup besar.

Dalam studi yang melibatkan 3.000 veteran berusia 65–85 tahun di pusat kesehatan Urusan Veteran di North Carolina dan Virginia, hanya 2 persen dari kelompok kontrol yang pernah menjalani pemeriksaan kepadatan tulang. Namun, di kelompok yang disarankan untuk melakukan pemindaian, 49 persen akhirnya bersedia melakukan tes—dan setengah dari mereka ternyata positif mengalami osteoporosis atau osteopenia (tahap awal pengeroposan tulang).

Sebagian besar dari mereka kemudian mulai mengonsumsi obat untuk membantu memperlambat atau memperbaiki kondisi tulangnya.

Menurut Endocrine Society dan American Society for Bone and Mineral Research, pria berusia di atas 50 tahun yang punya faktor risiko, serta semua pria di atas 70 tahun, sebaiknya menjalani pemeriksaan osteoporosis. Namun, ada juga lembaga seperti American College of Physicians dan United States Preventive Services Task Force yang menilai bukti skrining pada pria masih belum cukup kuat.

Masalahnya, osteoporosis sering kali nggak punya gejala sama sekali. Banyak orang baru sadar tulangnya rapuh setelah terjadi patah tulang.
“Jika Anda mengalami patah tulang setelah usia 50 tahun, Anda harus menjalani pemindaian tulang – itu salah satu indikator utamanya,” jelas Dr. Eric Orwoll, ahli endokrinologi dan peneliti osteoporosis di Oregon Health and Science University.

Uji klinis menunjukkan bahwa obat osteoporosis bisa meningkatkan kepadatan tulang pada pria, sama seperti pada wanita. Tapi sayangnya, sebagian besar penelitian pada pria masih terbatas dan belum cukup besar untuk memastikan apakah risiko patah tulang benar-benar bisa berkurang.

Selain itu, pria lanjut usia juga perlu memperhatikan faktor risiko lain seperti kecelakaan jatuh, riwayat keluarga patah tulang pinggul, artritis reumatoid, hipertiroidisme, dan penyakit Parkinson. Gaya hidup juga punya peran besar, merokok dan minum alkohol berlebihan bisa mempercepat pengeroposan tulang.

“Sejumlah obat juga memengaruhi kepadatan tulang Anda, terutama steroid dan obat kanker prostat,” tambah Dr. Colon-Emeric.

Meski perubahan gaya hidup seperti olahraga rutin, konsumsi kalsium dan vitamin D, serta berhenti merokok dan minum alkohol secukupnya bisa membantu, menurutnya itu belum cukup untuk benar-benar menghentikan atau membalikkan pengeroposan tulang.

Walau belum direkomendasikan secara universal, Dr. Colon-Emeric berharap semua pria di atas 70 tahun bisa menjalani pemeriksaan osteoporosis. Sebab, risiko kecacatan akibat patah tulang pinggul sangat tinggi, dua pertiga lansia bahkan tidak akan bisa kembali berjalan seperti semula.

Baca juga: Faktor serta penyebab osteoporosis yang harus kamu ketahui

Bagikan

Mungkin Kamu Suka