Jakarta (KABARIN) - Kasus influenza kini kembali menjadi perhatian kesehatan masyarakat di Indonesia. Influenza adalah penyakit infeksi saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh virus Influenza.
Namun, perlu diketahui bahwa virus penyebab Influenza tidak hanya terdapat satu jenis, melainkan ada empat jenis.
Jenis virus Influenza terdiri dari Influenza A, Influenza B, Influenza C, dan Influenza D. Lantas, apa perbedaan dari keempat jenis influenza tersebut?
1. Influenza A
Virus Influenza A merupakan jenis yang paling sering ditemukan dan menjadi penyebab utama wabah flu musiman maupun pandemi global.
Tidak hanya menyerang manusia, virus ini juga dapat menginfeksi berbagai hewan seperti unggas, babi, dan mamalia lainnya. Burung menjadi reservoir utama dalam virus influenza A, terutama burung air seperti bebek, angsa, burung pantai, dan camar.
Virus Influenza A terdiri dari beberapa subtipe berdasarkan kombinasi dua protein permukaan, yakni 18 subtipe hemagglutinin (H) dan 11 subtipe neuraminidase (N). Dua subtipe yang paling umum dialami pada manusia adalah H1N1 dan H3N2.
Karena kemampuannya untuk bermutasi sangat cepat dan dapat menular lintas spesies, jenis virus Influenza ini dianggap paling berbahaya.
Gejala umumnya muncul lebih agresif dan berlangsung selama 1–2 minggu, seperti demam, batuk, sakit tenggorokan, menggigil, kelelahan, dan nyeri otot.
Pada kasus berat, Influenza A dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, peradangan pada jantung dan otak, atau ancaman kesehatan lain yang lebih besar.
2. Influenza B
Berbeda dari tipe A, virus Influenza B hanya menginfeksi manusia dan tidak memiliki subtipe sebanyak A.
Namun, virus Influenza B memiliki dua garis keturunan, yaitu B/Victoria dan B/Yamagata.
Meskipun menyebabkan gejala yang lebih ringan, seperti batuk, demam, pilek, dan nyeri otot, virus ini tetap dapat menimbulkan wabah musiman, terutama di negara empat musim.
Karena mutasi virusnya lebih lambat, pengendalian gejalanya pun lebih mudah diatasi, yakni dengan vaksinasi, pemberian antivirus khusus, atau konsumsi obat-obatan.
Walaupun tingkat keparahannya lebih rendah dari Influenza A, bagi kelompok rentan, seperti anak-anak, lansia, atau penderita penyakit kronis, virus Influenza B juga dapat berujung komplikasi serius jika tidak segera ditangani dengan baik.
3. Influenza C
Jenis virus Influenza C tergolong lebih ringan dibanding A dan B. Virus ini biasanya hanya menyebabkan infeksi saluran pernapasan ringan dengan gejala menyerupai flu biasa, seperti pilek ringan atau batuk.
Karena gejalanya ringan atau bahkan tanpa adanya gejala, kasus virus Influenza C pun sering kali tidak terdeteksi. Sehingga dampaknya terhadap kesehatan masyarakat juga relatif kecil.
Meski demikian, pencegahan harus tetap dilakukan, terutama pada bayi, anak-anak, atau orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Sebab dalam kasus yang sudah parah, virus ini juga dapat menyebabkan penyakit pneumonia dan bronkitis.
4. Influenza D
Virus Influenza D sejauh ini lebih banyak ditemukan pada hewan ternak seperti sapi dan babi.
Belum ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa virus ini dapat menular ke manusia dan menyebabkan penyakit.
Meskipun belum menjadi ancaman langsung bagi manusia, virus Influenza D tetap membutuhkan pengawasan terhadap potensi mutasi virus, penularan, dan pencegahannya di masa mendatang.
Influenza dikategorikan dalam famili Orthomyxoviridae, yaitu kelompok genus influenza dengan karakteristik zoonotik atau berasal dari hewan ke manusia, seperti virus jenis A.
Dari empat jenisnya, virus Influenza A termasuk genus Alphainfluenzavirus, virus influenza B yakni genus Betainfluenzavirus, virus Influenza C merupakan genus Gammainfluenzavirus, dan virus Influenza D termasuk genus Deltainfluenzavirus.
Gejala dan cara penyebaran virus Influenza
Secara umum, gejala influenza, terutama jenis A dan B, meliputi demam tinggi, menggigil, nyeri otot, batuk kering, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, dan kelelahan. Pada anak-anak, flu juga bisa disertai muntah atau diare.
Penularan virus ini terjadi melalui percikan droplet dari batuk, bersin, atau bicara, serta kontak langsung dengan permukaan atau hewan yang terkontaminasi virus.
Kemudian, kelompok yang paling berisiko mengalami komplikasi berat adalah anak-anak, lansia, serta penderita penyakit kronis seperti jantung, paru, diabetes, atau gangguan imun.
Untuk mencegah penularan, sangat disarankan untuk selalu menjaga kebersihan tangan, menutup mulut saat batuk atau bersin, menggunakan masker saat sakit, serta mendapatkan vaksin influenza secara berkala.
Baca juga: Influenza bisa bahaya buat anak, ini gejala yang perlu diperhatikan