Udara Jakarta gak sehat!, warga disarankan pakai masker

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Kualitas udara di DKI Jakarta pada Selasa (4/11) pagi kembali memburuk. Berdasarkan data dari situs pemantau udara IQAir pukul 08.26 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Ibu Kota tercatat di angka 129, masuk kategori tidak sehat untuk kelompok sensitif dan menempatkan Jakarta di peringkat kedelapan kota dengan udara terburuk di dunia.

Angka tersebut juga menunjukkan kadar partikel halus (PM 2.5) yang cukup tinggi, artinya udara bisa berdampak negatif bagi manusia, hewan sensitif, hingga tanaman. Warga disarankan untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan, dan bila terpaksa keluar rumah, sebaiknya menggunakan masker serta menutup jendela agar udara kotor tidak masuk ke dalam rumah.

Sebagai perbandingan, kota dengan udara paling buruk di dunia pagi ini adalah Lahore, Pakistan dengan indeks 370, diikuti Delhi (235) dan Kolkata (222), keduanya di India.

Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta berkomitmen untuk memperkuat pemantauan kualitas udara agar penanganan polusi bisa lebih cepat dan akurat. Kepala DLH DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan pihaknya akan menambah jumlah Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) di Jakarta.

“Belajar dari kota lain, Bangkok memiliki 1.000 SPKU, Paris memiliki 400 SPKU. Jakarta saat ini punya 111 SPKU dari sebelumnya hanya lima unit. Ke depan, kami akan menambah jumlahnya agar bisa melakukan intervensi yang lebih cepat dan akurat,” ujar Asep.

Ia menambahkan bahwa keterbukaan data juga jadi langkah penting untuk memperbaiki kualitas udara secara berkelanjutan. Menurutnya, publik harus bisa mengakses informasi polusi udara secara transparan agar langkah penanganan bisa dilakukan secara efektif.

Sebagai bagian dari rencana tersebut, DLH DKI Jakarta menargetkan penambahan 1.000 sensor kualitas udara berbiaya rendah (low-cost sensors) dalam waktu dekat untuk memperluas jangkauan pemantauan polusi di seluruh wilayah Jakarta.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka