Melbourne (KABARIN) - Sekelompok ilmuwan dari Australia dan Amerika Serikat menemukan teknologi baru untuk menangani strok iskemik dengan cara meningkatkan pembuangan limbah berbahaya dari otak.
Tim dari Universitas Monash, Australia, dan Fakultas Kedokteran Universitas Yale, AS, mengembangkan perangkat noninvasif yang membantu pembuluh limfatik di leher bekerja lebih optimal, sehingga otak bisa lebih cepat membersihkan kelebihan cairan dan zat sisa beracun tepat setelah strok terjadi, saat waktu sangat berharga.
Pihak Universitas Monash menyebut, "sistem limfatik penguras otak" merupakan serangkaian jalur drainase yang membersihkan limbah dari otak, di mana disfungsi "jaringan pembersihan dan drainase" ini berkaitan dengan penyakit Alzheimer serta penyakit neurologis dan neurodegeneratif (neurological and neurodegenerative disease/NND) lainnya.
Studi lanjutan pada 140 partisipan juga menunjukkan perbedaan berbasis gender di jaringan limfatik otak, di mana wanita memiliki cakupan pembuluh lebih sedikit, yang mungkin menjelaskan risiko lebih tinggi dan pemulihan yang lebih lambat pada strok atau Alzheimer.
Profesor Natalie Trevaskis dari Institut Ilmu Farmasi Monash, pemimpin proyek, mengatakan, "Selama puluhan tahun, otak dianggap tidak memiliki sistem limfatik. Baru pada 2015, dua tim terpisah menemukan sistem limfatik pada lapisan luar otak yang mengangkut cairan dan produk limbah dari otak ke pembuluh limfatik pada leher."
Trevaskis menambahkan sistem limfatik ini sangat penting untuk kesehatan otak. "Dengan meningkatkan sistem pembersihan alami ini, kami berharap dapat mengubah cara pengobatan strok iskemik dan NND lainnya," ungkapnya.
Tim juga berencana mengembangkan teknologi pengobatan yang bisa mempercepat pemulihan dan mengurangi disabilitas jangka panjang dibandingkan prosedur pengeluaran gumpalan darah yang ada saat ini.