Jakarta (KABARIN) - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan jika anak-anak lima kali lebih rawan mengalami gangguan jiwa seperti cemas atau depresi dibanding orang dewasa dalam Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Sektor Kesehatan Tahun 2025 di Jakarta, Senin.
Dalam rapat yang melibatkan Kemendukbangga/BKKBN, BPOM, dan BPJS Kesehatan, Budi menyoroti pengaruh gawai yang bisa bikin risiko penyakit mental anak-anak meningkat.
Berdasarkan skrining kesehatan jiwa yang dilakukan di Cek Kesehatan Gratis, gangguan mental pada orang dewasa ditemukan di bawah 1 persen, sedangkan anak-anak bisa mencapai lima persen.
“Berdasarkan hasil skrining-nya di CKG, kita temukan kalau dari dewasa yang di-skrining itu 0,8-0,9 persen ketemu tuh, jadi sekitar itu, dekat-dekat, itu kecil sekali ya di bawah 1 persen, tetapi kalau yang balita atau anak-anak di bawah 18 tahun itu 5 persen,” ujar Budi.
Sejak munculnya gawai, pola interaksi anak-anak dengan lingkungan jadi berubah dan ini turut menaikkan risiko penyakit mental.
“Banyak anak yang mengalami gangguan kejiwaan, terutama dengan ada teknologi baru seperti gawai yang mereka pakai terus-menerus,” tambahnya.
Budi menjelaskan sebagian besar gangguan yang terdeteksi adalah cemas dan depresi. Masalah kesehatan jiwa di Indonesia memang masih banyak yang belum terdiagnosis dengan baik. Untuk itu, Kemenkes membuka kanal aduan 119 yang selain melayani kondisi darurat, juga memberikan layanan kesehatan mental.
“Jadi kita sudah masuk sekitar hampir 100 ribu aduan, sebagian besar memang cemas atau anxiety, jadi penyakit atau masalah kesehatan jiwa itu di dunia 1 dari 8 menderita penyakit mental, kalau di Indonesia itu 1 per 8 yang kira-kira hampir 35 juta lebih. Selama ini, memang yang namanya mental disorder ini tidak terdiagnosis dengan cukup baik, oleh itu sebabnya di CKG kita jalankan skrining kesehatan jiwa,” katanya.
Menkes menambahkan masalah mental perlu ditangani pemerintah dari yang ringan hingga berat mulai dari konseling sampai pengobatan.
“Mental disorder itu ada macam-macam jenisnya, yang paling ringan namanya anxiety disorder atau cemas, di bawahnya ada depresi itu sudah lebih berat, di bawahnya lagi ada namanya skizofrenia itu lebih berat lagi, dan itu butuh obat yang psikotropika yang tadi mesti dikasih obat oleh BPJS Kesehatan, ada juga gangguan makan misalnya bulimia,” jelasnya.