Jakarta (KABARIN) - Siapa sih yang nggak doyan pedas? Apalagi sekarang lagi hits banget seblak khas Jawa Barat yang pedes, gurih, dan full topping sampai bikin nagih. Bahkan di Thailand, jajanan ini lagi jadi hype dan banyak di-review netizen di TikTok maupun Instagram.
Tapi, buat kamu yang hobi “level pedas maksimal”, ada baiknya mulai hati-hati. Soalnya, menurut para dokter, kebanyakan makan pedas justru bisa bikin saluran cerna kamu bermasalah.
Guru Besar FKUI-RSCM Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, bilang kalau cabai yang jadi bahan utama rasa pedas punya senyawa kimia bernama capsaicin. Nah, capsaicin ini bisa bikin permukaan lambung luka, mempercepat gerakan usus, sampai memicu refluks lambung.
“Misalnya panas dan dia asam lambungnya naik, ketika itu rasa panas cabainya itu masih muncul, itu akan balik lagi, itu akan memperberat dari refluks yang terjadi,” jelas Ari saat dihubungi ANTARA, Sabtu (27/9).
Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah bahan pedas yang dipakai. Kadang ada cabai yang di-mix sama zat kimia tertentu biar makin “nendang”. Kalau ini yang sering kamu konsumsi, risikonya makin tinggi.
Senada dengan itu, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto, Dr. Deka Larasati SpPD KGEH, juga bilang kalau makanan pedas kayak seblak bisa memicu nyeri perut dan memperburuk peradangan di lambung, terutama buat penderita GERD (gastroesofageal reflux disease).
Efek jangka pendeknya sih bisa bikin kamu bolak-balik toilet gara-gara nyeri perut atau diare. Tapi kalau terus-terusan, dampaknya bisa lebih serius.
“Makanan pedas dapat mengiritasi lambung dan memperparah peradangan lambung. Maka dari itu, hindari makan makanan, jamu-jamuan dan obat-obatan yang dapat mengiritasi saluran cerna. Perbanyak makan serat yang berasal dari buah dan sayur. Hindari makanan yang berpengawet,” pesan Deka.
So, guys, pedas memang nikmat, tapi jangan sampai bikin lambungmu “teriak minta ampun”. Sesekali oke, tapi jangan kebablasan ya!
Baca juga: 7 manfaat air kelapa, dari melancarkan pencernaan hingga cegah dehidrasi