Seni adalah bagian penting dari pendidikan yang membentuk manusia

waktu baca 2 menit

“Seni merupakan bagian dari inti pendidikan. Seni mendapat posisi yang terhormat sebagai upaya terus-menerus melahirkan seniman Indonesia yang berakhlak mulia”

Jakarta (KABARIN) - Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Fajar Riza Ul Haq menegaskan seni merupakan bagian penting dari pendidikan dan menjadi inti dari proses yang membentuk manusia seutuhnya, serta menekankan pentingnya pembelajaran yang tidak hanya menjejalkan materi tapi memberi ruang bagi proses kreatif serta reflektif.

“Seni merupakan bagian dari inti pendidikan. Seni mendapat posisi yang terhormat sebagai upaya terus-menerus melahirkan seniman Indonesia yang berakhlak mulia,” ujar Fajar Riza dalam Konferensi Musik Indonesia di Jakarta, Sabtu.

Mengacu pada hasil PISA 2022, lanjut dia, menunjukkan peringkat pendidikan Indonesia masih di bawah rata-rata global, Ia menilai bahwa pendidikan seni memiliki peran besar untuk mengisi celah tersebut.

Senada dengan itu, Direktur Bina SDM Lembaga, Pranata, dan Kebudayaan, Irini Dewi Wanti, menegaskan bahwa musik bukan hanya hiburan, tetapi juga etika, disiplin, dan pembentuk karakter bangsa.

Ia juga menyoroti tantangan regenerasi maestro di Indonesia yang kerap terputus dari sumber pengetahuannya.

“Kesulitan kita adalah menemukan maestro, ketika seseorang menjadi pencipta karya besar, pengetahuannya sering terputus dari ahlinya,” katanya.



Untuk menjawab tantangan tersebut, Kementerian Kebudayaan mendorong berbagai program strategis seperti Belajar Bersama Maestro, Festival Musik Tradisi, lokakarya dan konservasi musik, Anugerah Kebudayaan Indonesia, serta Manajemen Talenta Nasional dan sertifikasi pelaku budaya di bidang musik.

Mengawali sesi panelis, Endo Suanda sampaikan pentingnya pendidikan musik yang berakar pada keragaman budaya bangsa, sekaligus menyebut bahwa ruang bagi kesenian tradisi kini kian menyempit karena terhimpit oleh tiga hal yakni pendidikan talenta, persepsi nasional, dan persepsi agama.

Dia mengajak para pendidik dan pelaku seni untuk kembali menemukan cara pandang yang lebih kontekstual terhadap budaya sendiri.

Sementara itu, musisi Gilang Ramadhan menyoroti peran besar musik dalam membentuk karakter anak sejak usia dini dan menilai pembelajaran musik di tingkat PAUD perlu dikenalkan melalui guru yang memahami alat musik Indonesia, karena dari sanalah tumbuh disiplin, kreativitas, kekompakan, dan rasa percaya diri.

“Musik bisa menambah kecerdasan anak-anak. Kita harus dorong sedini mungkin agar mereka bisa menjadi maestro berikutnya 10–20 tahun ke depan,” katanya.

Menutup keseluruhan sesi, lahir sejumlah rekomendasi untuk mendorong keselarasan antara pemajuan kesenian dengan sistem pendidikan, persepsi pembangunan, dan persepsi agama, mendorong pemerintah untuk mengembangkan kurikulum pendidikan seni berbasis budaya Nusantara dan memastikan regenerasi seniman melalui dukungan kebijakan, fasilitas, serta insentif ekonomi, menyiapkan regenerasi sejak usia dini, membenahi regulasi, serta memastikan musik tradisi mendapat tempat di dalam kurikulum, bukan sekadar kegiatan ekstrakurikuler.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka