Jakarta (KABARIN) - Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva mengajak Indonesia untuk menjajaki sistem perdagangan baru yang lebih berimbang, tanpa harus bergantung pada dolar Amerika Serikat (AS).
Dalam kunjungannya ke Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (23/10), Lula menegaskan bahwa baik Brazil maupun Indonesia sama-sama ingin mendorong perdagangan yang lebih adil dan bebas dari dominasi satu mata uang global.
"Indonesia dan Brazil tidak menginginkan perang dingin baru. Kita menginginkan perdagangan bebas, dan bahkan lebih jauh, kita ingin menjajaki perdagangan antarnegara dengan menggunakan mata uang masing-masing,"
ujar Lula dalam pernyataannya.
Menurutnya, sudah waktunya negara-negara berkembang seperti Indonesia dan Brazil berani membangun sistem perdagangan global yang lebih mandiri dan adil.
Lula juga menekankan pentingnya memperkuat kerja sama dua negara dalam berbagai sektor, mulai dari ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, hingga politik, tanpa bergantung pada satu kekuatan besar dunia mana pun.
“Dunia abad ke-21 menuntut keberanian untuk berubah, sebuah tekad yang belum dimiliki pada abad ke-20,” tambahnya.
Presiden Brazil itu juga menyerukan pentingnya multilateralisme (kerja sama banyak pihak) dibanding unilateralisme (satu arah), serta mendukung demokrasi ekonomi ketimbang proteksionisme yang membatasi perdagangan.
Lebih jauh, Lula menegaskan bahwa tujuan utama kolaborasi antara Indonesia dan Brazil adalah pertumbuhan ekonomi yang inklusif, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan kesejahteraan rakyat.
"Kita ingin bertumbuh, menciptakan lapangan kerja, dan memberikan kehidupan yang layak bagi rakyat, karena itulah mandat yang diberikan kepada kita sebagai pemimpin," katanya menegaskan.