Kenali hoarding disorder dan tanda awal penumpukan barang berlebihan

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Menumpuk barang sampai rumah terasa sempit kadang terlihat seperti kebiasaan biasa, tapi bisa juga jadi tanda hoarding disorder, gangguan mental yang bikin seseorang sulit membuang barang meski sudah tidak berguna.

Penting banget mengenali gejala hoarding sejak awal supaya penanganan bisa dilakukan lebih cepat dan kualitas hidup tetap terjaga.

Bagaimana diagnosis hoarding disorder dilakukan

Penderita hoarding biasanya jarang sadar kalau kebiasaan menumpuknya bermasalah dan jarang periksa ke dokter. Kalau keluarga atau teman mulai melihat tanda-tanda aneh, penting mengajak mereka konsultasi ke tenaga medis.

Dokter biasanya akan menanyakan riwayat kesehatan dan kebiasaan menyimpan barang. Kadang juga meninjau kondisi rumah lewat keluarga atau pendamping supaya dapat gambaran lengkap.

Diagnosis kemudian dibandingkan dengan kriteria dari DSM-5, yang menyebut seseorang bisa didiagnosis hoarding disorder jika memiliki ciri berikut:

• Sulit membuang barang yang sudah tidak dipakai
• Dorongan kuat untuk terus menumpuk barang
• Rumah atau ruang tinggal penuh barang sampai bisa membahayakan keselamatan atau kesehatan
• Kebiasaan menumpuk tidak disebabkan gangguan kesehatan lain

Kapan seseorang bisa dikatakan mengalami hoarding disorder

Banyak orang suka menyimpan barang untuk dipakai lagi, kenang-kenangan, atau koleksi. Tapi itu belum tentu hoarding disorder.

Perbedaannya, kalau hoarding, tumpukan barang mulai ganggu aktivitas sehari-hari seperti memasak, mandi, atau bekerja karena ruang terbatas. Barang-barang yang ditumpuk biasanya berantakan, sulit diakses, dan menurunkan kenyamanan rumah.

Berbeda dengan koleksi biasa yang biasanya rapi dan mempercantik ruang, tumpukan barang akibat hoarding justru bikin rumah terasa sempit dan mengganggu kegiatan sehari-hari.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka