Dua kuliner khas Pekalongan jadi Warisan Budaya Tak benda nasional

waktu baca 2 menit

Kalau Megono asli biasanya cuma tahan dari pagi sampai sore. Akan tetapi, Megono Kaleng ini bisa dibawa bepergian dan tetap tahan lama, ini bagian dari inovasi pelestarian

Pekalongan (KABARIN) - Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) menetapkan dua kuliner khas Kota Pekalongan, Jawa Tengah, yaitu Nasi Megono dan Lopis Krapyak sebagai Warisan Budaya Tak benda (WBTb) nasional.

Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Kota Pekalongan Sabaryo Pramono di Pekalongan, Selasa, mengatakan penetapan ini merupakan hasil proses panjang yang dimulai sejak tahun 2023.

"Prosesnya sudah dimulai sejak 2023. Saat itu belum lolos karena ada kekurangan pada kajian ilmiah, tetapi setelah dilengkapi pada 2024 dan diajukan kembali pada 8 Oktober 2025, dua usulan kami mendapat pengakuan secara nasional," katanya.

Menurut dia, terdapat sejumlah kriteria yang harus dipenuhi dalam penetapan WBTb itu, seperti karya budaya yang diajukan baik berupa kuliner, seni, maupun bentuk budaya lainnya, harus memiliki pelestari atau maestro.

Kemudian, kelengkapan kajian ilmiah, video dokumenter yang menggambarkan nilai dan proses budaya tersebut, serta rencana pengembangan sebagai bentuk komitmen pelestarian jangka panjang.

Ia mengatakan salah satu maestro yang berperan aktif dalam pelestarian masakan Megono adalah pemilik Rumah Makan Mas Duki yang bersinergi dengan Pemkot Pekalongan dalam upaya mengembangkan kuliner makan itu, bahkan menciptakan inovasi berupa Megono Kaleng agar lebih awet dan bisa dinikmati di mana saja.

"Kalau Megono asli biasanya cuma tahan dari pagi sampai sore. Akan tetapi, Megono Kaleng ini bisa dibawa bepergian dan tetap tahan lama, ini bagian dari inovasi pelestarian," katanya.

Sabaryo mengungkapkan Nasi Megono dari Kota Pekalongan memiliki keunikan tersendiri dibanding daerah lain, seperti Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang, yang juga memiliki kuliner serupa.



"Akan tetapi dari hasil kajian, kami punya keunggulan pada bumbunya karena menggunakan tambahan kecombrang. Itu membuat cita rasa Megono Kota Pekalongan lebih khas dan nikmat," katanya.

Menurut dia, penetapan WBTb ini bukan hanya menjadi kebanggaan budaya saja, tetapi juga peluang ekonomi bagi masyarakat di daerah.

"Pengakuan ini menjadi modal besar untuk mengembangkan dan memasarkan kuliner khas kita. Sekarang Lopis Krapyak pun tidak hanya bisa dinikmati saat Syawalan, tetapi sudah banyak dijual di daerah ini," katanya.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka