Konflik perbatasan Thailand & Kamboja masuki hari ke-11, korban jiwa capai 52 orang

waktu baca 2 menit

Istanbul (KABARIN) - Situasi panas di perbatasan Thailand dan Kamboja masih belum mereda. Hingga Rabu, konflik bersenjata yang kembali pecah sejak awal Desember itu sudah memasuki hari ke-11 dengan jumlah korban tewas dilaporkan mencapai 52 orang dari kedua negara.

Pemerintah Kamboja menuding militer Thailand melancarkan serangan artileri serta menggunakan pesawat nirawak untuk menggempur wilayah perbatasan. Media lokal setempat melaporkan, pasukan Kamboja merespons serangan tersebut dengan menembakkan roket BM-21 ke sejumlah posisi militer Thailand.

Ketegangan meningkat setelah pasukan Thailand disebut berhasil menguasai wilayah Chong Anh Ma usai pertempuran sengit. Di sisi lain, pemerintah Thailand menegaskan bahwa penghentian pertempuran hanya bisa dilakukan jika Kamboja lebih dulu menyatakan gencatan senjata.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand Maratee Nalita Andamo menyampaikan bahwa upaya damai harus disertai dengan syarat yang jelas dan dapat dipercaya. Ia juga meminta Kamboja untuk bekerja sama membersihkan ranjau darat di kawasan perbatasan secara serius sebelum pertempuran dihentikan.

Dampak konflik ini terasa luas bagi warga sipil. Lebih dari 700 ribu orang terpaksa mengungsi dari daerah perbatasan di kedua negara demi menyelamatkan diri dari kekerasan yang terus berlangsung.

Thailand melaporkan 19 prajurit dan 16 warga sipil meninggal dunia akibat konflik ini. Sementara itu, Kamboja menyebut 17 warganya tewas dan 77 lainnya mengalami luka-luka.

Bentrokan tetap terjadi meski Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebelumnya mengklaim para pemimpin Thailand dan Kamboja telah sepakat menghentikan pertempuran. Kesepakatan damai yang ditandatangani pada Oktober lalu di Kuala Lumpur juga belum membuahkan hasil setelah insiden ranjau darat melukai tentara Thailand.

Hingga kini, Thailand menyatakan masih menahan sekitar 18 tentara Kamboja terkait sejumlah insiden yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Sengketa perbatasan yang sudah berlangsung lama ini kembali menunjukkan betapa rapuhnya perdamaian di kawasan tersebut, setelah kekerasan serupa juga sempat menelan banyak korban pada pertengahan tahun.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka