Sejarah lahirnya Hari Batik Nasional pada 2 Oktober

waktu baca 3 menit

Jakarta (KABARIN) - Indonesia dikenal sebagai negeri yang kaya budaya, dan salah satu yang paling melekat di hati adalah batik. Nggak cuma sekadar kain bermotif indah, batik sudah jadi identitas bangsa sekaligus diakui dunia sebagai warisan budaya tak benda. Itulah kenapa setiap tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional.

Menurut Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 10 Tahun 2023, batik adalah seni kerajinan tangan dengan teknik pewarnaan menggunakan malam (lilin batik) panas sebagai perintang warna. Prosesnya pun nggak main-main, karena setiap motif batik digoreskan lewat canting tulis atau canting cap yang sarat makna filosofis.

Awal mula Hari Batik Nasional
Sejarah Hari Batik Nasional ternyata punya perjalanan panjang. Pada masa Presiden Soeharto, batik pertama kali dikenalkan ke dunia internasional lewat forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Lalu, pada 4 September 2008, pemerintah Indonesia secara resmi mendaftarkan batik ke UNESCO agar mendapat status Intangible Cultural Heritage (ICH). Hasilnya, pengajuan itu diterima pada 9 Januari 2009.

Puncaknya terjadi pada 2 Oktober 2009 di Abu Dhabi. Lewat sidang ke-4 Komite Antar Pemerintah tentang Warisan Budaya Tak Benda, UNESCO resmi mengukuhkan batik sebagai Warisan Budaya Tak Benda Manusia (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity). Selain batik, ada juga karya budaya Indonesia lain yang diakui, seperti wayang, keris, noken, dan tari Saman.

Sebagai bentuk penghargaan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kemudian mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009 pada 17 November 2009, yang menetapkan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional. Sejak saat itu, pemerintah mendorong seluruh aparatur negara hingga masyarakat untuk mengenakan batik setiap kali perayaan.

Perayaan Hari Batik Nasional 2025
Mengutip laman resmi Kementerian Perindustrian (Kemenperin), perayaan Hari Batik Nasional tahun ini bakal digelar cukup panjang, mulai 2 Oktober sampai 30 November 2025. Acara akan berkolaborasi dengan Museum Tekstil dengan mengusung tema “Batik Merawit”.

Sebelumnya, Kemenperin bareng Yayasan Batik Indonesia (YBI) juga sudah menggelar rangkaian acara Gerakan Batik Nasional (GBN) di Pasaraya Blok M, Jakarta, 30 Juli–3 Agustus 2025, dengan tema “Bangga Berbatik”. Dari situ, ditetapkan “Batik Tulis Merawit Cirebon” sebagai ikon resmi GBN dan HBN 2025.

Nggak cuma di Jakarta, euforia Hari Batik juga merambah daerah lain. Contohnya di Bandar Lampung, di mana Kemenperin lewat Ditjen Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) bersama YBI menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Batik Cap di Pondok Pesantren Darul Fattah pada 16–20 September 2025.

Lebih dari sekadar kain
Peringatan Hari Batik Nasional bukan sekadar seremoni. Momen ini jadi pengingat kalau batik adalah karya luar biasa yang patut kita banggakan, lestarikan, sekaligus kembangkan. Selain bikin makin cinta pakai batik lokal di keseharian, perayaan ini juga membuka peluang besar untuk mendongkrak ekonomi lewat industri batik yang terus tumbuh.

Baca juga: Sejarah dan keunikan batik Indonesia yang diakui dunia

Bagikan

Mungkin Kamu Suka