Kudus (KABARIN) - Kontingen Aceh dan Papua Barat akhirnya meraih medali emas perdana di PON Bela Diri Kudus, Jawa Tengah, setelah sempat menelan hasil di beberapa cabang olahraga sebelumnya.
Edi Saputra, pelatih kempo Aceh, merasa bangga karena atletnya berhasil menyumbangkan medali emas pertama bagi Kontingen Aceh. Dari lima atlet yang diturunkan di cabang olahraga kempo, target awal dua medali emas hanya satu yang tercapai ditambah satu medali perunggu.
“Meskipun demikian, syukur Alhamdulillah karena bisa menyumbangkan medali emas perdana untuk Kontingen Aceh. Tentunya ini bisa menjadi muruah untuk kempo Aceh di setiap event bisa mendulang medali,” ujar Edi.
Faisal Hakim, atlet kempo Aceh, juga senang bisa memperbaiki prestasinya setelah PON Aceh-Sumut 2024 hanya meraih medali perunggu. Ia berhasil mengalahkan lawan dari Sumatera Barat di nomor randori perorangan kelas 60 kilogram.
Hal serupa terjadi di Papua Barat lewat Kelvin Saweri yang menjuarai nomor randori perorangan kelas 75 kilogram putra. Kelvin harus berjuang keras melawan atlet Nusa Tenggara Timur meski kakinya terluka.
“Berkat perjuangan tak kenal menyerah melawan atlet yang dikenal hebat dan berprestasi, akhirnya bisa menang sekaligus menyumbangkan medali emas perdana untuk Kontingen Papua Barat,” ujar Kelvin.
Selain Kelvin, Kristin Hilda Silubun dari Papua Barat juga membawa pulang medali perunggu sekaligus menutup kariernya di PON Bela Diri. Kristin mulai menekuni shorinji kempo sejak usia 12 tahun dan kini pensiun pada usia 35 tahun.
“Meskipun hanya menyumbangkan medali perunggu, saya tetap bangga bisa sampai di tahap ini setelah latihan kurang lebih tiga bulan,” ungkapnya.
Dengan tambahan dua medali dari cabang kempo, satu emas dan satu perunggu, Kontingen Aceh dan Papua Barat sama-sama berada di peringkat sembilan. DKI Jakarta masih memimpin klasemen dengan total 11 medali, tujuh emas, dua perak, dan dua perunggu setelah cabang olahraga sambo selesai pada Selasa sore.
