Jakarta (KABARIN) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah menyiapkan lahan baru untuk mengatasi keterbatasan tempat pemakaman umum di Ibu Kota. Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo mengatakan pihaknya sedang bekerja sama dengan Dinas Pertamanan untuk membuka TPU baru.
“Sekarang ini sedang dilakukan oleh Dinas Pertamanan. Mudah-mudahan dalam waktu dekat akan ada makam baru,” ujar Pramono saat ditemui di Rawamangun, Jakarta Timur.
Menurut Pramono, Jakarta saat ini masih memiliki 11 lahan pemakaman yang bisa digunakan untuk pemakaman baru. Namun, persoalan ini menjadi tantangan nyata bagi Jakarta sebagai kota besar dengan penduduk padat. “Kami akan mencari solusi agar membuka TPU-TPU baru,” tambahnya.
Sementara itu, untuk sementara waktu, pemakaman di Jakarta dilakukan dengan sistem tumpang atau bertumpuk karena lahan yang terbatas. Dari sekitar 80 TPU di Jakarta, lebih dari 60 lokasi sudah penuh. “Pemakaman dilakukan ditumpangkan di atasnya. Ini menjadi persoalan yang harus ditangani oleh Pemerintah DKI Jakarta,” jelas Pramono.
Staf Khusus Gubernur Bidang Pembangunan dan Tata Kota Nirwono Joga menambahkan sistem tumpang sudah umum dilakukan. “Setiap lahan makam yang sudah berusia lebih dari tiga tahun dianggap jenazah sudah hancur dan bisa digunakan untuk tumpang, tetapi syarat utamanya harus keluarga inti,” kata Nirwono.
Beberapa TPU yang menerapkan sistem tumpang antara lain TPU Karet Bivak dan TPU Tanah Kusir. Di satu makam bisa terdapat tiga hingga empat jenazah, dengan biaya pemakaman hanya sekitar 25 persen dari biaya normal Rp300 ribuan.
Nirwono juga menyinggung teknologi pemakaman di New York yang memungkinkan jenazah hancur dalam enam bulan. Jika teknologi serupa diterapkan di Jakarta, diharapkan bisa mengatasi keterbatasan lahan makam.
“Angka kematian di Jakarta per hari terbaru antara 110 sampai 150 jenazah. Teknologi ini perlu jadi terobosan supaya tanah makam bisa digunakan kembali lebih cepat,” ujar Nirwono.
