Pendataan makam penting untuk mengatasi persoalan lahan

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Bidang Pembangunan dan Tata Kota Nirwono Joga menyoroti pentingnya pendataan makam sebagai upaya mengatasi persoalan keterbatasan lahan makam di ibu kota.

Berdasarkan data, kata dia, sebanyak 110 hingga 150 orang meninggal per hari di Jakarta. Namun, tak semua warga Jakarta memakamkan keluarganya di ibu kota.

“PR-nya angka 100 ini kan belum tentu dimakamkan di Jakarta semua, karena ada juga yang ingin dimakamkan di kampung halaman. Sehingga dengan demikian, perlu pencocokan data antara kematian dengan yang benar-benar dimakamkan di Jakarta. Ini untuk menyiasati keterbatasan lahan makam,” ujar Nirwono di Jakarta, Kamis.

Selain itu, menurut dia, salah satu upaya mengatasi persoalan lahan makam di Jakarta adalah dengan menerapkan sistem makam tumpang.

Namun, dia menyebutkan pendataan juga perlu dilakukan untuk menerapkan sistem tersebut, karena syarat untuk pemakaman tumpang adalah harus keluarga inti atau dalam kartu keluarga (KK) yang sama.

“Lahan-lahan makam yang ada di Jakarta ini kan perlu di cek, misalnya seperti kartu keluarga, lahan makam ini keluarganya ini. Dalam satu kartu keluarga itu kan itungannya masih keluarga inti kan. Itu yang diutamakan untuk menggunakan hak makam tadi,” jelas Nirwono.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta Fajar Sauri mengatakan dari total 80 lokasi Tempat Pemakaman Umum (TPU) yang tersebar di Jakarta, 69 titik telah mencapai kapasitas maksimal.

Oleh karena itu, dia mengungkapkan sebanyak 69 pemakaman tersebut kini hanya menerima pelayanan pemakaman tumpang.

Fajar menjelaskan, pelayanan makam tumpang dilakukan dengan makam keluarga. Dia pun menilai sistem makam tumpang tersebut cukup efektif untuk mengatasi kekurangan lahan makam.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka