Baca buku terbukti bisa jaga kesehatan mental, ini faktanya

waktu baca 3 menit

Jakarta (KABARIN) - Baca buku kadang hanya dianggap sebagai aktivitas bermanfaat untuk menambah wawasan. Namun lebih dari itu, beberapa penelitian juga menunjukkan fakta bahwa membaca dapat memberikan dampak positif terhadap kesehatan mental. Aktivitas ini bukan cuma bisa dilakukan oleh anak-anak, tapi orang dewasa yang ingin menjaga kualitas hidupnya biar tetap baik juga bisa.

Rutinitas membaca terbukti membantu otak melatih proses mental yang berkaitan dengan memori dan daya pikir. Seseorang yang terbiasa membaca umumnya punya cara pandang lebih terbuka serta fleksibel. Gak cuma itu, baca buku juga dapat menjadi sarana pelepas penat ketika stres atau jenuh.

Dilansir dari Halodoc, sejumlah penelitian menemukan bahwa membaca buku mampu menurunkan tingkat stres. Ketika seseorang larut dalam bacaan yang disukai, tubuh dan pikiran akan lebih rileks sehingga rasa cemas maupun sedih bisa berkurang. Pelarian imajinasi dari buku membuat pikiran teralihkan sementara dari tekanan yang dialami. Hal ini juga berkaitan dengan pencegahan depresi, karena stres yang teratasi dengan baik dapat nurunin risiko depresi jangka panjang.

Selain itu, baca buku sebelum tidur juga bisa ningkatin kualitas tidur. Namun, para ahli menganjurkan membaca buku dalam bentuk cetak, bukan dari gadget, agar tidak terganggu oleh paparan cahaya layar.

Membaca turut membantu meningkatkan fokus dan konsentrasi. Dengan memusatkan perhatian pada jalan cerita atau topik bacaan, pikiran akan lebih tenang dan rasa khawatir bisa berkurang. Lebih jauh, membaca juga merangsang kreativitas serta imajinasi sebagaimana dikutip dari situs telkomuniversity. Ketika seseorang membayangkan karakter, tempat, atau suasana dalam buku, otak akan terlatih untuk berpikir kreatif dan imajinatif.

Penelitian yang dipublikasikan Oxford University Press dalam jurnal The Survival Advantage of Reading Books bahkan nyebut kalau orang yang gemar membaca memiliki harapan hidup rata-rata dua tahun lebih panjang dibanding mereka yang tidak membaca. Membaca selama 3,5 jam setiap hari juga dikaitkan dengan kualitas hidup yang lebih sehat.

Dilansir dari mqmentalhealth, jenis bacaan tertentu juga memberikan manfaat spesifik. Membaca fiksi, misalnya, dapat meningkatkan kemampuan seseorang dalam memahami perasaan orang lain atau yang dikenal dengan istilah Theory of Mind. Keterampilan ini penting dalam menjalin hubungan sosial, baik di keluarga, pertemanan, maupun dunia kerja. Sementara itu, komik atau novel grafis juga mulai digunakan dalam konteks terapi untuk membantu pemahaman tentang kesehatan mental dengan cara yang lebih ringan dan visual.

Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak semua bacaan memberikan dampak yang sama. Buku swadaya (self-help) misalnya, masih menimbulkan perdebatan terkait efektivitasnya karena kualitas isi dan penulisnya tidak selalu terjamin.

Selain itu, membaca lewat layar gadget dalam waktu lama tidak dianjurkan karena berpotensi meningkatkan risiko masalah psikologis, terutama pada remaja. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan gadget berlebihan dapat meningkatkan risiko gangguan kognitif, perilaku, dan emosional, bahkan dikaitkan dengan risiko demensia dini di usia lanjut.

Oleh karena itu, baca buku—baik fiksi, nonfiksi, maupun komik—bisa jadi salah satu cara sederhana dalam menjaga kesehatan mental. Meski begitu, manfaat ini akan optimal bila dibarengi dengan gaya hidup sehat, pola tidur cukup, dan manajemen stres yang baik.

Baca juga: Ini 12 tanda kalau kamu belum dewasa secara emosional

Bagikan

Mungkin Kamu Suka