Pneumonia pada bayi bisa mempengaruhi kesehatan jangka panjang

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Serangan pneumonia pada masa bayi bukan hanya membuat si kecil sakit untuk sementara, tetapi juga bisa berdampak panjang terhadap kesehatan mereka. Hal itu disampaikan Ketua Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A, Subsp.Resp(K), dalam diskusi daring IDAI, Jumat.

Ia menjelaskan bahwa pneumonia yang terlambat ditangani dapat membuat bayi mengalami kekurangan oksigen dalam waktu yang cukup lama. Kondisi ini berbahaya karena dapat memengaruhi perkembangan otak.

"Ketika ada kekurangan oksigen pada otak pada saat pertumbuhan maka akan terjadi kerusakan sel-sel otak dan itu tidak bisa kembali, akibatnya potensi kecerdasan yang harusnya bisa dicapai berdasarkan genetiknya tidak optimal," jelasnya.

Dampak tersebut tak berhenti di sana. Kekurangan oksigen pada masa bayi juga dapat mempengaruhi kemampuan belajar dan fungsi kognitif anak ketika mereka tumbuh besar.

Selain mengganggu perkembangan otak, pneumonia yang tidak ditangani dengan tepat juga bisa merusak paru-paru. Dokter Nastiti menjelaskan bahwa fungsi paru-paru anak bisa menurun drastis jika kerusakannya tidak segera diatasi.

"Paru-paru yang seharusnya 100 persen bekerja optimal karena kerusakan akibat pneumonia yang gagal diatasi dengan baik ini potensinya jadi untuk fungsinya tinggal 60 persen," katanya.

"Jadi, anaknya toleransi latihan menurun, sering sesak nafas, tidak bisa olahraga seperti teman-temannya, itu yang sangat kita tidak harapkan," tambahnya.

Menurut Kementerian Kesehatan, pneumonia merupakan peradangan paru-paru akibat infeksi akut pada saluran pernapasan, yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri, maupun jamur. Pada balita, penyakit ini biasanya ditandai dengan batuk dan kesulitan bernapas.

Dokter Nastiti menambahkan bahwa tingkat keparahan pneumonia sangat dipengaruhi jenis infeksi, keganasan virus atau bakteri, serta faktor pendukung lain seperti asupan gizi dan lingkungan tempat anak tumbuh. Anak yang kebutuhan gizinya terpenuhi sejak bayi dan tinggal di lingkungan sehat umumnya memiliki daya tahan tubuh lebih kuat, sehingga tidak mengalami gejala berat saat terinfeksi.

Untuk mencegah pneumonia, ia menyarankan orang tua memastikan imunisasi anak lengkap, termasuk vaksin PCV, DPT, dan HIB. Upaya pencegahan lainnya meliputi pola hidup bersih dan sehat, konsumsi gizi seimbang, menjaga sirkulasi udara yang baik di dalam rumah, serta menghindarkan anak dari asap rokok dan polusi udara.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka