Donald Trump ancam akan gulingkan Presiden Kolombia, Gustavo Petro

waktu baca 2 menit

Washington (KABARIN) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali melontarkan pernyataan panas. Pada Rabu (10/12), Trump mengancam Presiden Kolombia Gustavo Petro dan menyebut bahwa “dia akan menjadi yang berikutnya” di tengah upaya Washington menggulingkan Presiden Venezuela Nicolas Maduro.

"Dia cukup bermusuhan dengan Amerika Serikat. Saya belum banyak memikirkannya. Dia akan menghadapi masalah besar jika dia tidak sadar. Kolombia memproduksi banyak narkoba," kata Trump ketika ditanya apakah ia berencana berbicara dengan Petro.

Trump lalu menegaskan tuduhannya terkait industri narkoba di Kolombia. "Mereka memiliki pabrik kokain yang memproduksi kokain, seperti yang Anda ketahui, dan mereka menjualnya langsung ke Amerika Serikat. Jadi sebaiknya dia sadar, atau dia akan menjadi yang berikutnya. Saya harap dia mendengarkan. Dia akan menjadi yang berikutnya," tambahnya.

Ini bukan pertama kalinya Trump menyerang Petro. Selama berbulan-bulan, Trump terus menargetkan Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan beberapa kali menyebut Petro sebagai “pengedar narkoba ilegal”. Namun komentar terbaru ini menjadi sinyal paling terang bahwa Trump menginginkan tindakan nyata terhadap Petro jika ia tak mengikuti tuntutannya, meski Trump tak menjelaskan langkah apa yang dimaksud.

Petro sendiri menolak keras tuduhan perdagangan narkoba yang diarahkan ke Kolombia. Menurutnya, narasi tersebut tidak berdasar dan mengabaikan kenyataan bahwa negaranya sudah lama menanggung kerugian besar dalam perang melawan narkoba.

Petro bahkan menuding Trump punya agenda lain di kawasan. “Minyak bumi adalah inti masalahnya,” ujarnya pada Selasa (9/12). Ia menambahkan bahwa pendekatan Trump sama sekali bukan soal demokratisasi Venezuela, apalagi soal pemberantasan narkoba.

Trump juga mengonfirmasi bahwa AS telah menyita sebuah kapal tanker minyak di lepas pantai Venezuela, sebuah langkah yang dipastikan memperburuk hubungan yang sudah tegang dengan Caracas.

Dalam beberapa bulan terakhir, AS memperluas operasi militernya di Amerika Latin dengan mengerahkan Marinir, kapal perang, jet tempur, pesawat pengebom, kapal selam, hingga drone. Pemerintah AS mengklaim operasi tersebut dilakukan untuk memerangi perdagangan narkoba dan menargetkan organisasi “narko-teroris”.

Sejak awal September, AS sudah melakukan 22 serangan terhadap kapal-kapal yang dituduh terkait jaringan “narko-teroris”, menewaskan 87 orang di Laut Karibia dan Samudra Pasifik Timur.

Di Kolombia, langkah-langkah agresif AS mendapatkan banyak tentangan. Petro terus mengkritik manuver militer tersebut, sementara di dalam negeri AS sendiri, sejumlah anggota parlemen lintas partai mulai mempertanyakan legalitas operasi itu.

Sumber: Anadolu

Bagikan

Mungkin Kamu Suka