Bandung, Jawa Barat (KABARIN) - Bank Indonesia melaporkan bahwa jumlah uang yang beredar dalam arti luas atau M2 pada November 2025 mengalami kenaikan, tumbuh 8,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya dan mencapai Rp9.891,6 triliun.
Direktur Eksekutif BI Ramdan Denny Prakoso menyebut pertumbuhan M2 pada November lebih tinggi dibanding Oktober yang naik 7,7 persen.
Lonjakan ini ditopang oleh peningkatan uang beredar sempit atau M1 yang naik 11,4 persen dan uang kuasi yang tumbuh 5,9 persen secara tahunan.
Perkembangan M2 bulan lalu terutama didorong oleh tagihan bersih pemerintah pusat yang naik 8,7 persen, lebih tinggi dari Oktober yang cuma 5,4 persen, serta pertumbuhan kredit yang disalurkan ke masyarakat naik 7,9 persen, meningkat dibanding bulan sebelumnya 7,0 persen.
Kredit yang dihitung di sini hanya pinjaman langsung, tidak termasuk surat berharga, tagihan akseptasi, maupun tagihan repo. Selain itu, kredit dari kantor bank di luar negeri dan kredit ke pemerintah pusat juga tidak dihitung.
Sementara itu, aktiva luar negeri bersih tumbuh 9,7 persen, sedikit menurun dibanding Oktober yang naik 10,4 persen.
Bank Indonesia juga mencatat uang primer atau M0 adjusted naik 13,3 persen menjadi Rp2.136,2 triliun, melanjutkan tren kenaikan bulan sebelumnya sebesar 14,4 persen.
Lonjakan M0 ini didorong oleh pertumbuhan giro bank umum di BI sebesar 24,2 persen dan peredaran uang kartal yang naik 13,1 persen.
Menurut BI, pertumbuhan M0 adjusted sudah mempertimbangkan dampak insentif likuiditas atau pengendalian moneter yang diterapkan.