Jakarta butuh lebih banyak alam untuk anak bisa tumbuh bahagia

waktu baca 3 menit

Dengan segala keterbatasan yang dimiliki Jakarta, kota ini mampu menunjukkan prestasinya dengan menjadi kota bahagia ke-18 di dunia menurut survei internasional Time Out.

Jakarta (KABARIN) - Di tengah gemerlap gedung tinggi dan hiruk-pikuk ibu kota, pemandangan anak-anak bermain di bawah pepohonan kini jadi hal yang jarang terlihat di Jakarta. Alam seolah hanya jadi latar kota, bukan lagi tempat anak-anak tumbuh dan belajar.

Padahal, keberadaan ruang hijau bukan sekadar tempat bermain, tapi juga ruang bagi anak untuk menumbuhkan rasa ingin tahu, empati, dan kebahagiaan. Dari tanah dan udara segar, lahir imajinasi dan kepekaan terhadap kehidupan sekitar. Sayangnya, hal itu mulai memudar seiring modernisasi Jakarta yang terus berlari.

Kesibukan warga kota dan dominasi gawai membuat anak-anak kekurangan stimulasi alami. Banyak orang tua akhirnya memilih cara praktis dengan memberikan gadget agar anak tenang, padahal interaksi langsung dan eksplorasi alam jauh lebih penting.

Dokter Spesialis Anak Prof DR Rini Sekartini menegaskan bahwa stimulasi adalah kebutuhan dasar anak yang tak bisa diabaikan. “Bermain juga merupakan kebutuhan dasar anak. Selain bermanfaat untuk sosialisasi dengan anak sebaya atau orang lain, bermain dapat meningkatkan kemampuan dan perkembangan anak baik aspek motor kasar, motor halus, bicara bahasa, kemandirian dan kecerdasan,” jelas Rini.

Menurutnya, bermain di alam memberi pengalaman yang tak tergantikan. Anak bisa mendengar suara burung, angin, dan tawa teman-temannya. Bahkan, bermain tanpa alas kaki bisa membantu melatih sensorik dan perabaan anak secara alami.

Pemerintah DKI Jakarta pun mulai bergerak untuk menambah ruang hijau dan taman kota. Gubernur Pramono Anung Wibowo menyiapkan pembangunan Taman Bendera Pusaka yang akan menggabungkan Taman Ayodya, Taman Leuser, dan Taman Langsat.

Beberapa taman kini juga dibuka lebih lama, seperti Tebet Eco Park yang bisa dikunjungi sampai pukul 22.00 WIB. Pramono terinspirasi dari taman-taman di London yang bisa diakses 24 jam agar warga bisa berolahraga atau bermain kapan pun.

Selain itu, Pemprov DKI memanfaatkan kolong tol untuk membuat taman skala kecil agar lebih banyak ruang publik yang bisa diakses warga. Salah satunya Taman Si Pitung di Koja yang dibangun di bawah jalan tol, menjadi contoh inovatif bagaimana kota padat tetap bisa hijau dan ramah anak.

Meski masih menghadapi keterbatasan lahan, Jakarta terus menunjukkan kemajuan. Kota ini berhasil menempati posisi ke-18 sebagai kota paling bahagia di dunia versi Time Out 2025, bersanding dengan kota besar seperti Melbourne, Dubai, dan Valencia.

Tak hanya itu, Jakarta juga kembali mendapat penghargaan sebagai Provinsi Layak Anak dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Penghargaan ini menunjukkan komitmen kuat Jakarta dalam menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan mendukung tumbuh kembang anak.

Harapannya, dengan lebih banyak taman, udara segar, dan ruang untuk bermain, anak-anak Jakarta bisa kembali menikmati masa kecilnya di tengah kota yang makin ramah, hijau, dan bahagia.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka