Markas PBB (KABARIN) - Perserikatan Bangsa-Bangsa menyambut baik berlanjutnya gencatan senjata di Jalur Gaza yang sempat terganggu akhir pekan lalu. Kondisi ini membuat bantuan kemanusiaan akhirnya bisa kembali disalurkan kepada warga yang membutuhkan.
“Kami sangat senang bahwa kedua belah pihak telah menegaskan kembali komitmen mereka untuk mengimplementasikan gencatan senjata di Gaza dan memuji upaya-upaya yang gigih dari para mediator,” ujar Juru Bicara Sekjen PBB Stephane Dujarric.
Meski begitu, PBB tetap menyoroti kekerasan yang masih terjadi di wilayah tersebut. Dujarric juga mendesak Israel dan Hamas untuk menepati komitmen mereka, melindungi warga sipil, dan menghindari tindakan yang bisa memicu kembali konflik.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan bahwa mitra kemanusiaan mereka sudah mulai menyalurkan paket makanan ke ribuan keluarga di Deir al-Balah dan Khan Younis. Ini menjadi distribusi pertama setelah berbulan-bulan terhenti.
Israel juga memberikan izin kepada PBB untuk menempatkan pemantau di perlintasan Kissufim, langkah yang dianggap penting untuk memastikan jalur kemanusiaan berjalan lancar.
Wakil Sekjen PBB untuk Urusan Kemanusiaan Tom Fletcher baru saja menyelesaikan kunjungannya ke Gaza. Selama di sana, ia meninjau proyek-proyek bantuan, termasuk pusat nutrisi anak dan pembangunan jalan. Setelah itu, Fletcher bertemu Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Ramallah untuk membahas peningkatan bantuan selama 60 hari ke depan serta upaya menjaga perdamaian jangka panjang.
Dalam kesempatan lain di Yerusalem, Fletcher juga mengumumkan donasi sebesar 10 juta dolar Australia atau sekitar Rp108 miliar dari Minderoo Foundation untuk membantu upaya kemanusiaan di Gaza.
Sementara itu, OCHA mencatat meningkatnya kekerasan di Tepi Barat selama musim panen zaitun, dengan 71 insiden yang melibatkan serangan pemukim terhadap warga Palestina di 27 desa. Kejadian itu menyebabkan korban luka serta kerusakan properti.