Kami sebagai santri rela menjadi budak bagi orang yang memberikan ilmu, apalagi mondok (mengaji di pondok pesantren) di Lirboyo, tidak hanya satu atau dua hari
Kediri (KABARIN) - Ratusan alumni Pesantren Lirboyo Kediri menggelar aksi damai di halaman Kantor Pemerintah Kabupaten Kediri, Selasa (21/10), menuntut agar pemilik Trans7 Chairul Tanjung datang langsung menemui para masyaikh (kiai sepuh) untuk meminta maaf.
Kedatangan langsung Chairul Tanjung juga sebagai bentuk tanggung jawab atas tayangan program Xpose Uncensored yang dinilai menyinggung kalangan pesantren.
Aksi ini dipimpin oleh Ketua Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himasal) Kediri Raya, KH Abu Bakar Abdul Jalil, dan diikuti oleh ratusan santri dan alumni dari berbagai daerah.
“Kami sebagai santri rela menjadi budak bagi orang yang memberikan ilmu. Apalagi mondok di Lirboyo itu bukan satu atau dua hari — pesantren sudah menjadi tempat kami menimba adab dan ilmu,” ujar KH Abu Bakar di hadapan massa.
KH Abu Bakar menjelaskan bahwa Pesantren Lirboyo telah berdiri sejak tahun 1910, didirikan oleh KH Abdul Karim, jauh sebelum Indonesia merdeka.
Menurutnya, pesantren adalah lembaga pendidikan tertua di Nusantara yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga menanamkan adab dan akhlak sebagai dasar kehidupan.
“Para kiai dulu berjuang dengan harta dan tenaga mereka demi pendidikan. Maka kami sebagai santri merasa terluka ketika nama pesantren diframing dengan tidak baik,” tegasnya.
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana yang turut hadir menyatakan bahwa aksi tersebut menunjukkan bentuk takzim dan solidaritas santri terhadap kiai.
“Sebagai warga Kediri, saya tahu betul kehidupan pondok. Saya bisa membayangkan betapa terlukanya teman-teman santri saat masyaikh mereka diframing dalam hal yang tidak baik,” ujar Bupati Kediri.
Ia berharap agar aksi damai tersebut berlangsung tertib dan menjadi jalan penyelesaian masalah antara pihak pesantren dan televisi bersangkutan.
Dalam pernyataannya, massa menyampaikan empat tuntutan utama, yakni:
-
Chairul Tanjung diminta datang langsung ke Pesantren Lirboyo untuk meminta maaf kepada para masyaikh.
-
Pengusutan hukum terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan dan penayangan program Xpose Uncensored yang dianggap merugikan pesantren.
-
Pemulihan nama baik pesantren dan kiai melalui tayangan khusus tentang kehidupan pesantren secara faktual dan berimbang.
-
Jika ditemukan unsur kesengajaan dalam tayangan tersebut, santri menuntut izin Trans7 dicabut oleh pihak berwenang.
Aksi damai ditutup dengan doa bersama dan pembacaan tuntutan, sebelum para peserta melanjutkan perjalanan ke Surabaya untuk menggelar aksi serupa.