Jakarta (KABARIN) - Ungkapan “qadarullah” sering terdengar di percakapan sehari-hari, terutama saat seseorang sedang menerima sesuatu yang tidak sesuai harapan. Namun, di balik kalimat sederhana itu tersimpan makna mendalam tentang ketulusan hati dalam menerima takdir Allah SWT.
Arti dari ungkapan qadarullah
Secara bahasa, “qadarullah” (قَدَرُ اللَّهِ) berasal dari kata qodaro yang berarti ketentuan atau takdir. Jadi, qadarullah bisa diartikan sebagai ketetapan atau kehendak Allah SWT.
Dalam ajaran Islam, istilah ini menjadi bentuk keyakinan bahwa semua hal yang terjadi di dunia, baik kecil maupun besar, bahagia atau menyedihkan, semuanya sudah ditetapkan oleh Allah SWT sesuai dengan ilmu dan kebijaksanaannya.
Mengucapkan “qadarullah” bukan hanya sekadar ucapan, tapi juga wujud keimanan seseorang terhadap kebesaran dan kekuasaan Allah SWT.
Nilai dan makna di balik qadarullah
1. Tanda keikhlasan atas ketentuan Allah
Dengan mengucapkan qadarullah, seseorang belajar menerima bahwa semua yang terjadi adalah bagian dari rencana Allah SWT.
2. Tetap berusaha dan pasrah pada hasil
Meski manusia sudah berjuang keras, hasil akhirnya tetap berada di tangan Allah SWT.
3. Menumbuhkan ketenangan batin
Menyadari bahwa segala hal sudah diatur oleh Allah membantu hati tetap tenang saat menghadapi ujian hidup.
4. Melatih pikiran positif
Ungkapan qadarullah mengingatkan kita untuk selalu berprasangka baik pada setiap takdir, karena bisa jadi hal yang terlihat buruk menyimpan hikmah yang besar.
Kapan sebaiknya mengucapkan qadarullah
Ungkapan ini biasanya diucapkan dalam beberapa situasi, seperti:
1. Saat mengalami hal tak terduga atau musibah
2. Ketika hasil yang didapat tidak sesuai harapan meski sudah berusaha keras
3. Sebagai pengingat bahwa semua keberhasilan dan nikmat juga datang dari ketetapan Allah SWT
Contohnya, “Saya gagal dalam ujian, qadarullah mungkin Allah menyiapkan jalan lain yang lebih baik,” atau “Qadarullah mobil saya mogok, tapi mungkin Allah ingin saya terhindar dari bahaya.”
Dasar hadis tentang qadarullah
Rasulullah SAW bersabda dalam hadis riwayat Muslim:
اَلْـمُؤْمِنُ الْقَـوِيُّ خَـيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَـى اللهِ مِنَ الْـمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ، وَفِـيْ كُـلٍّ خَـيْـرٌ ، اِحْـرِصْ عَـلَـى مَا يَـنْـفَـعُـكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَـعْجَـزْ ، وَإِنْ أَصَابَكَ شَـيْءٌ فَـلَا تَقُلْ: لَوْ أَنِـّيْ فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَـذَا ، وَلَـكِنْ قُلْ: قَـدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَـفْـتَـحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun masing-masing ada kebaikan. Semangatlah meraih apa yang manfaat untukmu dan mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jangan bersikap lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, janganlah mengatakan, ‘Seandainya aku berbuat begini dan begitu, niscaya hasilnya akan lain.’ Akan tetapi katakanlah, ‘Allah telah menakdirkannya, dan apa yang Dia kehendaki Dia perbuat.’ Sebab, mengandai-andai itu membuka pintu setan.”
Hadis ini menjadi dasar bahwa setiap kejadian di dunia adalah ketetapan Allah SWT. Dengan mengucapkan qadarullah, seorang Muslim diajak untuk tidak menyesali apa yang sudah terjadi dan tetap yakin pada rencana Allah.
Hikmah dari qadarullah
Menerima takdir dengan lapang dada membuat hati lebih ringan, pikiran lebih positif, dan iman lebih kuat. Tidak semua hal harus sesuai dengan keinginan kita, karena bisa jadi Allah sedang menyiapkan sesuatu yang lebih baik dari yang kita harapkan.
Jadi, saat sesuatu tidak berjalan seperti rencana, cukup ucapkan “qadarullah” sebagai bentuk ikhlas dan percaya bahwa takdir Allah selalu membawa kebaikan di baliknya.